BAGIKAN BERITA - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani mengumumkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kuartal ketiga minus.
Akibatnya, Indonesia akan segera mengahadapi resesi. Dampak resesi adalah pelemahan daya beli masyarakat dan PHK besar-besaran.
Hingga Agustus 2020, APBN Indonesia defisit sebesar Rp500,5 triliun atau telah mencapai 3,05 persen.
Baca Juga: Sedang Berlangsung Bawang Putih Berkulit Merah Episode 159 Malam Ini di ANTV, Dennis Pisan dari Anna
Di tengah kemunduran ekonomi global, tentunya kita harus mempersiapkan diri mengelola keuangan. Apalagi, para ahli memprediksi Pandemi Covid-19 masih akan berlangsung hingga 2021.
Advisor & Co-Founder platform penasihat keuangan digital Halofina, Eko P Pratomo, membagikan cara mengantisipasi risiko finansial di tengah pandemi.
Pertama, dengan tidak menganggap enteng kondisi pandemi yang bisa saja berlanjut lama
Risiko finansial utama yang mungkin terjadi adalah berkurangnya penghasilan atau bahkan hilangnya pendapatan. Karyawan bisa di-PHK, usaha berpotensi lesu, juga risiko pencari nafkah utama dalam keluarga sakit atau meninggal dunia.
Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Kabupaten Bandung Besok, Rabu 23 September 2020