Dia mempertanyakan mengapa tembok rumahnya bisa roboh akibat guncangan gempa.
Dia juga menunjukkan puing-puing tembok rumahnya hancur dan menimpa rumah di bawahannya.
Diapun bingung karena akibat gempa bumi, dia harus tidur di mana karena untuk membetulkan rumahnya tak cukup waktu sedikit.
"Aduh aing mah, imah aing kumaruk, aing kumaha sare ieu (aduh, bagaimana ini rumah hancur, bagaimana saya tidur?)" ucao Aldi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi di Banten pada Jumat, pukul 16.05.41 WIB dengan magnitudo 6,7 berpotensi menimbulkan kerusakan karena guncangan yang kuat.
Sementara itu, melansir Antara News, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan yang diterima di Jakarta, menyebutkan di daerah Cikeusik dan Panimbang, Banten, guncangan dirasakan hingga skala VI MMI, yaitu getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar bangunan.
"Hingga saat ini sudah ada laporan dampak kerusakan di Kecamatan Munjul dan Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," katanya.
Di Labuan dan Sumur guncangan dirasakan hingga skala IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah ), Tangerang Selatan, Lembang, Kota Bogor, Pelabuhan Ratu, Kalianda, Bandar Lampung, pada III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).