BAGIKAN BERITA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengkritisi ketidakhadiran Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam masalah penerbitan kamus Sejarah Indonesia yang diterbitkan Kemendikbud dan menuai polemik.
Dalam cuitannya Hidayat Nur Wahid yang juga merupakan politis PKS ini mengatakan bahwa seharusnya BPIP yang terdepan tolak penyimpangan-penyimpangan dari Pancasila.
"Harusnya BPIP yang terdepan tolak penyimpangan-penyimpangan dari Pancasila, seperti tak adanya frasa Agama dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional, Pendidikan Pancasila terhapus dari Sistim Pendidikan Nasional," kata Hidayat Nur Wahid.
Selain itu, Hidayat Nur Wahid mempertanyakan BPIP yang tidak menggunakan perannya dalam kasus tidak dicantumkannya Pahlawan Nasional KH Hasyim Asyari dalam kamus Sejarah Indonesia.
"Kamus Sejarah Indonesia yang bermasalah seperti dengan tidak cantumkan KH Hasyim Asyari. Kemana BPIP?," cuit akun @hnurwahid.
Seperti diketahui Kamus Sejarah Indonesia terdiri atas dua jilid. Jilid I Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II Nation Building (1951-1998). Pada sampul Jilid I terpampang foto Hadratus Syech Hasyim Asy'ari.
Namun, secara alfabetis, pendiri NU itu justru tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.