BAGIKAN BERITA – Sebagian Umat Islam di dunia malam ini memperingati malam Rebo Wekasan.
Di mana, Rebo Wekasan merupakan hari terakhir di Bulan Safar dalam penanggalan kalender Hijriah.
Biasanya, umat muslim mengisi malam Rebo wekasan dengan berbagai macam amalan, seperti sholat lidaf’il bala, membaca Al Quran hingga dzikir.
Baca Juga: Jangan ke Rentenir, Kalau Butuh Pinjaman Modal hingga Rp25 Juta Bisa ke PNM Mekaar Plus
Namaun, tahukan Anda bagaimana asal-usul terjadinya istilah Rebo Wekasan? Berikut Bagikan Berita mengambil sumber dari website resmi NU Online Jawa Barat.
Bulan Safar adalah nama salah satu bulan dalam kalender Hijriah yang berdasarkan penanggalan Qamariyyah. Bulan ini terletak setelah bulan Muharram dan sebelum bulan Rabi’ al-Awwal. Sebagian orang Arab menyebut bulan Safar dengan sebutan najiz, mereka merasa sial (-tasya’um) dengan bulan tersebut. Oleh karena itulah datang hadits Nabi sebagai bantahan kepada mereka:
“Tidak ada 'adwa, thiyarah, hamah, shafar, dan menjauhlah dari orang yang kena penyakit kusta (lepra) sebagaimana kamu menjauh dari singa.”(HR Bukhari dan Muslim)
Adapun hari Rabu, adalah nama salah satu hari dalam seminggu. Para ulama berbeda pendapat tentang awal hari dalam seminggu, namun menurut As-Suyuthi para ulama mutaakhirin dan ashab Syafi’i mengatakan bahwa yang benar permulaan hari dalam seminggu adalah Sabtu sebagaimana dalam Syarah al-Muhadzab, al-Rawdhah, dan al-Minhaj, dengan didasarkan pada Hadits dari Imam Muslim dimana Allah SWT menciptakan tanah pada hari Sabtu dan menciptakan nur pada hari Rabu.