Beliau bersabda, “Mempersekutukan Allah (berbuat syirik), mendurhakai kedua orang tua,” dan beliau duduk tegak, padahal tadinya menyandar, lalu kembali bersabda, “ingatlah, dan juga perkataan dusta.” Berkata (Abu Bakar), “Senantiasa beliau mengulang-ulanginya, sehingga kami berkata, ‘Mudah-mudahan beliau berhenti (mengatakannya).’” (H.R. Bukhari).
Abu Hurairah RA dari Nabi SAW. bersabda, “Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan!” Mereka bertanya, “Apakah itu, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Berbuat syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan (cara) yang benar, makan harta riba, makan harta anak yatim, lari dari peperangan, dan menuduh wanita Mukmin yang menjaga dirinya dalam keadaan lengah (dari berbuat maksiat).” (H.R.Bukhari).
2. Menghapus seluruh amal ibadah
Bahaya kedua dari perbuatan syirik adalah perbuatan tersebut dapat menghapus seluruh amal ibadah.
Misalnya, ada orang yang telah mengerjakan shalat wajib beserta sunnahnya, melaksanakan ibadah puasa yang wajib dan yang sunnahnya, gemar bersedekah setelah zakatnya, menunaikan ibadah haji dan umrahnya, dan amal-amal saleh lainnya.
Lalu,dia mengerjakan salah satu dari perbuatan syirik besar seperti mendatangi dukun dan membenarkan perkataannya, menziarahi kubur dan memohon sesuatu dari penghuni kubur,maka seluruh amal salehnya akan terhapus dan hilang tidak tersisa sedikitpun.
Maka, tidak ada balasan dari perbuatan tersebut melainkan neraka dan tidak akan ada yang mengembalikan diterimanya amal-amal salehnya kembali kecuali bertobat kepada Allah SWT dengan tobat nasuha.