BAGIKAN BERITA - Bertepatan dengan kedatangan pejabat badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR), ribuan pengungsi Rohingya melakukan protes keras atas kondisi tempat pengungsian yang sangat tidak layak.
Seperti diketahui kondisi tempat pengungsian Rohingya berada di sebuah pulau rawan topan di lepas pantai wilayah Cox's Bazar Bangladesh.
Seperti diberitakan AFP Selasa 1 Juni 2021, kondisi pengungsi Rohingya korban kekerasan militer Myanmar ini, hidup dalam kondisi yang mengenaskan, mereka harus hidup dalam kondisi kumuh dan sempit serta bersiap-siap menghadapi bencana seperti topan yang kerap melanda pulau tersebut.
Baca Juga: Keterisian Rumah Sakit Meningkat, Ridwan Kamil: Ini Imbas Libur dan Mudik yang Bocor
Menurut kepala kepolisian setempat Alamgir Hossain mengatakan bahwa para pengungsi Rohingya yang berada di pulau tersebut ingin dipindahkan, mereka ingin bertemu dengan perwakilan UNHCR.
"Mereka memecahkan kaca di gudang dengan melempar batu. Mereka mendatangi polisi. Tuntutan mereka adalah mereka tidak ingin tinggal di sini," ujar Alamgir Hossain.
Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, pihak kepolisian Bangladesh melakukan barikade untuk mereka memasuki gedung tempat petugas UNHCR berada.
Baca Juga: Sadar Tak Punya Partai untuk Pilpres 2024, Ridwan Kamil Kedepankan Politik Tahu Diri
Polisi juga melakukan pembubaran paksa kepada para pengunjuk rasa dengan menggunakan tongkat dan akibatnya beberapa pengunjuk rasa terluka.
Setelah mengunjungi lokasi pengungsi Rohingnya, para pejabat UNHCR itu kembali ke Dhaka untuk bertemu dengan pejabat senior pemerintah Bangladesh dan membahas jalan terbaik bagi para pengungsi Rohingya.