BAGIKAN BERITA – Ledakan hebat akibat terbakarnya gudang amonium nitran di Beirut, Lebanon turut menghancurkan sistem pemerintahan.
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengaku sudah tak sanggup lagi mencari uang untuk memperbaiki ibu kota luluh lantak. Kekacauan pun terjadi lantaran masyarakat melakukan unjuk rasa memprotes pemerintah bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Dalam pidatonya, Senin (10/8), Diab bahkan mengundurkan diri dan membubarkan pemerintahan.
Diab, lewat pidatonya, juga menyebut ledakan itu dan aksi kemarahan warga merupakan buah dari korupsi yang telah mendarah daging di Lebanon.
Baca Juga: Para Pemimpin Negara Bersimpati, Donald Trump Janji Bantu Libanon
Ledakan yang disebabkan oleh lebih dari 2.000 ton amonium nitrat di gudang pelabuhan pada 4 Agustus menyebabkan 163 orang tewas dan lebih dari 6.000 warga luka-luka, serta merusak sebagian besar bangunan di Beirut, ibu kota Lebanon.
Insiden itu memperburuk krisis ekonomi dan politik yang telah terjadi selama berbulan-bulan di Lebanon.
"Hari ini kami mengikuti kehendak masyarakat yang menuntut tanggung jawab otoritas terkait terhadap bencana ini, (mereka) yang memilih untuk bersembunyi selama tujuh tahun, (dan kami akan mengikuti) keinginan mereka yang menuntut perubahan," kata PM Diab saat mengumumkan pengunduran dirinya seperti dilansir Antaranews.com.
Baca Juga: Mau Beli HP realme Terbaru ? Berikut Daftar Harga HP realme Terbaru Selasa 11 Agustus 2020
Presiden Lebanon Michel Aoun menerima pengunduran diri pemerintahan Diab, tetapi ia meminta pihak tersebut untuk sementara ini menjadi pelaksana tugas sampai kabinet baru terbentuk, demikian isi pengumuman otoritas setempat sebagaimana disiarkan lewat televisi.