Network
BAGIKAN BERITA -Pihak berwenang Prancis mencurigai Pria yang membunuh tiga orang di sebuah gereja di kota Nice, Prancis selatan pada hari Kamis adalah seorang Tunisia berusia 21 tahun yang tiba di Eropa hanya berselang beberapa minggu lalu, menurut sumber yang dekat dengan penyelidikan tersebut.
Tersangka teridentifikasi sebagai Brahim Aouissaoui, mendarat pada akhir September di pulau Lampedusa di Italia, di mana ia ditempatkan di lokasi karantina virus oleh pihak berwenang sebelum dibebaskan dengan perintah untuk keluar dari wilayah Italia.
Pros tersebut tiba di Prancis pada awal Oktober, kata sumber tersebut.
Baca Juga: Majalah Charlie Hebdo Hina Nabi Muhammad, PBB Minta Presiden Prancis Tidak Hina Simbol Agama
Baca Juga: Karikatur Charlie Hebdo Dikecam PBB, Presiden Prancis Bilang Itu Bagian Kebebasan Berpendapat
Dalam serangan pisau tersebut, tersangka membunuh seorang wanita dan seorang pria. Seorang wanita lain terluka parah dan meninggal di bar terdekat tempat dia berlindung. Salah satu tenggorokan korban robek.
Akibat serangan tersebut, Tunisia pada Kamis 29 Oktober mengecam keras serangan itu dan mengatakan telah meluncurkan penyelidikan, seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat 30 Oktober 2020.
"Tunisia mengutuk keras insiden teroris di Nice dan mengungkapkan solidaritasnya dengan pemerintah dan rakyat Prancis," kata pernyataan dari Kementerian Luar Negeri.
Negara Afrika Utara itu menekankan "penolakannya terhadap semua bentuk terorisme dan ekstremisme," dan memperingatkan terhadap "eksploitasi ideologis dan politik terhadap agama," menurut pernyataan itu.
Baca Juga: Innalillahi, Seorang Ustadz Ditusuk saat Sedang Ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW di Aceh
