Berikut Keutamaan Berangkat Shalat Jumat Lebih Awal Pahalanya Setara dengan Berkurban Seekor Unta

- 11 September 2020, 07:37 WIB
Ilustrasi Masjid*/Pixabay.com
Ilustrasi Masjid*/Pixabay.com /

BAGIKAN BERITA -Ibadah shalat  Jumat  dilaksanakan setiap  minggu bagi kaum muslim laki -laki yang beriman.

Tetapi dalam  pelaksanaannya masih  banyak kaum  muslim yang datang  ke Masjid untuk melaksanakan  sholat Jumat ketika menjelang  sholatnya saja yakni pada saat  iqomah.

Padahal  rukun dan  keutamaan sholat Jumat dianjurkan datang lebih  awal  dan mengisi shaf  paling  depan.

Baca Juga: Sedang Tayang, Upin dan Upin di MNCTV

Di kutip  dari laman Islam.nu.or.id , di antara adab menunaikan shalat Jumat adalah berangkat ke masjid lebih awal. Keutamaan bagi yang melakukannya besar sekali, sebagaimana yang disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Antara lain yang diungkap dalam hadits berikut ini:

مَنْ رَاحَ إِلَى الْجُمُعَةِ فِي السَّاعَةِ الْأُوْلَى فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدْنَةً وَمَنَ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كِبَشًا أَقْرَنَ وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا أَهْدَى دَجَاجَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا أَهْدَى بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامَ طُوِيَتِ الصُّحُفُ وَرُفِعَتِ الْأَقْلَامُ وَاجْتَمَعَتِ الْمَلَائِكَةُ عِنْدَ الْمِنْبَرِ يَسْتَمِعُوْنَ الذِّكْرَ فَمَنْ جَاءَ بَعْدَ ذَلِكَ فَإِنَّمَا جَاءَ لِحَقِّ الصَّلَاةِ لَيْسَ لَهُ مِنَ الْفَضْلِ شَيْءٌ

   “Siapa saja yang berangkat shalat Jumat pada jam pertama, seakan-akan berkurban dengan seekor unta. Siapa saja yang berangkat pada jam kedua, seakan-akan berkurban dengan seekor sapi. Siapa saja yang berangkat pada jam ketiga, seakan-akan berkurban dengan kambing bertanduk. Siapa saja yang berangkat pada jam keempat, seakan-akan menghadiahkan seekor ayam jantan. Siapa saja yang berangkat pada jam kelima, maka seakan-akan menghadiahkan sebutir telur. Setelah imam keluar, maka catatan amal sudah ditutup, qalam pencatat sudah dianggat, dan para malaikat berkumpul di minbar untuk mendengarklan zikir. Siapa saja yang datang setelah itu, maka ia datang hanya untuk memenuhi hak shalat dan tidak mendapatkan keutamaan apa-apa, (HR. al-Bukhari dan Muslim).  
  
Namun, para ulama hadits beragam pendapat dalam memaknai jam pertama dalam hadits di atas. Jumhur ulama dan para ulama mazhab Syafi‘i berpendapat, jam pertama di sana dimulai dari awal hari, yaitu sejak terbit fajar sebagaimana dipedomani oleh al-Ghazali.

Sebab, menurut mereka, istilah râha atau rawah berarti berangkat pagi-pagi atau pada awal hari.   Pendapat berbeda dikemukakan oleh Imam Malik, ulama mazhab Maliki, Qadhi Husain, dan Imam Haramain yang merupakan pengikut Imam Syafi‘i. Menurut mereka, maksud jam pertama di sana adalah beberapa saat setelah tergelincir matahari. Dasarnya, kata râha atau rawah sendiri, menurut mereka adalah berangkat setelah tergelincir matahari.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Hari Ini Jumat 11 September, Saksikan Putri Untuk Pangeran dan Amanah Wali 4

Halaman:

Editor: Hendra Karunia

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x