BAGIKAN BERITA - Hingar bingar rencana bergulirnya European Super League (ESL) yang digagas oleh 12 klub elit eropa tidak membuat UEFA gentar.
Setelah diancam FIFA, beberpa klub yang awalnya setuju dengan bergulirnya European Super League (ESL), akhirnya menarik diri dari ajang yang digadang-gadang akan menyaingi Liga Champion yang sudah di gelar rutin oleh UEFA.
Bahkan pada saat ini, UEFA sebagai otoritas tertinggi sepakbola di eropa sudah sepakat mengesahkan format baru yang bakal dipakai untuk kompetisi antarklub tertinggi mereka, Liga Champions, dan mengumumkan rincian perubahan itu dalam laman resminya pada Selasa 20 April 2021 malam waktu setempat.
Baca Juga: Sambil Menunggu Puasa, Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Habiskan Waktu dengan Hal Ini
Akan ada kerangka pengeluaran untuk para pendiri, yang akan menerima "3,5 miliar euro (Rp70,5 triliun) semata-mata untuk mendukung rencana investasi infrastruktur mereka dan untuk mengimbangi dampak pandemi Covid".
Perbedaan paling mendasar pada liga yang bakal bergulir mulai musim 2024/2025 itu adalah pertambahan empat peserta dan dihapuskannya format pembagian grup, sehingga Liga Champions akan diikuti 36 tim dalam liga tunggal.
Dalam format baru, yang lebih dikenal sebagai Swiss Model, setiap tim peserta akan memainkan empat pertandingan lebih banyak dibandingkan dengan format penyisihan grup reguler.
Setiap tim tidak lagi berhadapan satu sama lain dua kali kandang-tandang dalam fase penyisihan, melainkan bertanding 10 kali melawan 10 tim berbeda, separuhnya dimainkan di kandang dan sisanya tandang.
Nantinya setelah setiap tim main 10 kali, delapan tim peringkat teratas akan otomatis lolos ke babak 16 besar, sedangkan tim peringkat kesembilan sampai dengan ke-24 akan memasuki putaran playoff menentukan delapan tim 16 besar lainnya.