Ia pun mengharapkan aspek permodalan UMKM yang porsinya baru menyentuh 18,4 persen atau Rp1.200 triliun dapat meningkat melalui kontribusi dan kapabilitas BRI yang berpengalaman mengucurkan modal dan memberdayakan UMKM Indonesia.
"Kita melihat bahwa BRI adalah salah satu yang memberikan loan besar kepada sektor UMKM. Karena tidak semua perbankan konsentrasinya pada usaha kecil dan menengah, sehingga dari segi pemerintah mungkin yang penting agregat-nya. Karena kita tidak melihat bahwa semua one size fit for all, tapi yang jadi target pemerintah adalah total agregat," katanya.
Di sisi lain, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menambahkan kontribusi Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dalam peningkatan porsi kredit UMKM saat ini telah mencapai 11,5 persen.
Realisasi itu memperlihatkan bahwa lebih dari separuh porsi kredit UMKM berada di tangan empat bank milik negara tersebut. Angka ini, kata Tiko, panggilan akrab Kartika, diharapkan bisa terus meningkat seiring pertumbuhan bisnis Himbara yang terus menguat.
"Dari sisi nasional UMKM Himbara ini telah mencapai 62,5 persen dari UMKM nasional. Tentunya tadi untuk mencapai target 30 persen dari total balance kredit nasional Himbara akan menjadi komponen utama untuk bisa mencapai target dari tercapainya 30 persen kredit nasional di kredit UMKM," katanya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan strategi business follow stimulus yang selama ini diterapkan BRI turut mempercepat pemulihan sektor UMKM.
Pencapaian ini tercermin dari kepercayaan yang diterima BRI sebagai bank terbesar yang mendapat alokasi Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Pada 2022, alokasi KUR BRI menyentuh Rp260 triliun atau setara 70 persen dari total nilai KUR yang sebesar Rp373,17 triliun. Angka ini meningkat dibandingkan alokasi tahun sebelumnya sebesar Rp195,59 triliun.***