Fenomenal Langka, Hujan Meteor Bisa Dilihat di Indonesia, Di Wilayah Ini Masyarakat Bisa Melihat Jelas

15 Juli 2022, 13:45 WIB
Ilustrasi meteorit. Akan ada hujan meteor pada akhir Juli 2022. /Pixabay. /urikyo33

BAGIKAN BERITA - Fenomena alam akan kembali di langit Indonesia lada akhir Juli 2022 mendatang. 

Masyarakat Indonesia akan menyaksikan hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids dengan mata telanjang. 

Diperkirakan, hujan meteor akan terjadi pada 30-31 Juli 2022 dan diamati di wilayah Indonesia bagian selatan. 

Hal tersebut diungkap Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagaimana dikutip Bagikanberita.com dari Antara News, Jumat 15 Juli 2022. 

Baca Juga: Kucuran Rp40 Triliun, Begini Cara dan Syarat Mudah Mengajukan KUR Mandiri 2022, Pinjaman hingga Rp50 Juta

“Hujan meteor Alpha-Capricornids ini bisa diamati pada 30 – 31 Juli 2022 mulai pukul 20.00 WIB di ufuk timur. Namun waktu terbaik adalah setelah lewat tengah malam di arah langit selatan,” kata Peneliti Utama bidang Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin. 

Ia menjelaskan sekitar lima meteor per jam diperkirakan tampak melintas di langit. Hujan meteor Alpha-Capricornids berasal dari gugusan debu komet 169P/NEAT yang berpapasan dengan bumi.

“Debu-debu komet yang berukuran kecil memasuki atmosfer bumi lalu terbakar menampakkan seperti bintang jatuh. Walau jumlah meteornya sedikit, kadang-kadang hujan meteor ini menampakkan meteor terang dari sisa-sisa komet yang berukuran lebih besar,” katanya.

Baca Juga: Cara Download Video CapCut Tanpa Watermark, Gunakan Aplikasi Savefrom.net

Sementara hujan meteor Delta Aquariids dapat diamati pada 29-30 Juli 2022 mulai pukul 23.00 WIB di ufuk timur. Puncaknya sekitar pukul 02.00 WIB di langit selatan.

“Hujan meteor ini menampilkan belasan meteor per jam. Debu-debu komet 96P/Machholz diduga menjadi sumber hujan meteor ini,” ujarnya.

Ia mengatakan gabungan dua hujan meteor di langit selatan menjadi daya tarik bagi pengamat langit di Indonesia. Diharapkan, kondisi kemarau dan tanpa gangguan cahaya pada Juli membuat pengamatan hujan meteor lebih menarik.

Menurut dia hujan meteor tersebut tidak berbahaya. Debu-debu sisa komet habis terbakar pada ketinggian di atas 80 km.

Baca Juga: Akses kur.bri.co.id untuk Pengajuan KUR BRI 2022 Rp100 Juta Tanpa Jaminan dengan Bunga Snagat Kecil 3 Persen

Untuk menyaksikan hujan meteor dengan lebih baik, perlu memilih lokasi pengamatan yang minim gangguan cahaya lampu dan medan pandang ke langit selatan tidak terganggu pohon atau bangunan.

Pengamatan meteor lebih baik tanpa alat, karena mata mempunyai medan pandang yang lebih luas.

Hujan meteor merupakan fenomena astronomi tahunan yang terjadi ketika sejumlah meteor tampak meluncur silih berganti dari titik tertentu di langit. Meteor tampak seperti bintang jatuh atau bintang berpindah.

Meteor adalah batuan atau debu antar-planet yang memasuki atmosfer lalu terbakar karena gesekan atmosfer, demikian Thomas Djamaluddin.***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler