Network
Sutradara Tommy Dewo mengaku, menggarap serial ini menjadi tantangan berat untuk dia. Pasalnya, film Serigala Terakhir yang disutradarai Upi telah menjadi legenda dan punya banyak penggemar.
Akan tetapi, Tommy merasa beruntung karena didukung para pemain dan tim produksi yang luar biasa. Selain itu, Screenplay Films dan Vidio punya komitmen untuk menghasilkan karya yang terbaik.
Seperti filmnya, Tommy juga memasukan adegan berkelahi yang masuk menjadi bagian cerita. Menurut Tommy, dia tidak menitikberatkan pada gaya dan teknik berkelahi tertentu. Koreografi yang ditampilkan lebih ke street fighting.
"Kendati syuting sempat terkendala karena pandemi dan PSBB, tapi semua bisa selesai. Ada penyesuaian saat syuting ketika PSBB, misalnya jumlah extras yang dibatasi," ungkap Tommy sebagaimana diberitakan Pikiran-rakyat.com dalam artikel berjudul Filmnya Tayang 11 Tahun Lalu, 'Serigala Terakhir' Hadir dalam Serial, Dibintangi Abimana Aryasatya
Pemeran Alex, Abimana Aryasatya mengungkapkan terdapat perbedaan karakter Alex di film dan serial.
Di film, karakter Alex pekerjannya mengambil milik orang lain, mulai dari uang sampai nyawa. Sementara itu, di serial visinya soal hidup berubah. Dia ingin menebus dosa-dosa masa lalunya.
"Serial Serigala Terakhir enggak murni action tapi ada drama keluarga. Bikin film action harus ada konten ceritanya. Di serial ini adegan fighting akan lebih real dengan konsep street fighting," kata Abimana.
Baca Juga: Daftar Pemenang Indonesian Television Awards 2020, Cek Idola Kamu di Sini
Serial orisinal Vidio Serigala Terakhir mengisahkan aksi pertumpahan darah yang melibatkan konflik dua kelompok mafia. Alex merupakan anggota mafia kelompok Naga Hitam.
Karakter lain yang kembali hadir adalah Fathir yang dimainkan Reza Pahlevi. Fathir awalnya adalah pemuda kampung tunarungu yang polos. Ia kemudian bertransformasi menjadi tangan kanan bos mafia sejak bergabung dengan Naga Hitam.
