BAGIKAN BERITA - Binatang yang pertama bernama Dabban. Rasulullah Nabi Muhammad SAW berkali-kali menyebut binatang ini sebagai salah satu tanda dekatnya kiamat.
Bahkan Alloh SWT menjelaskan di dalam Al Quran tentang binatang ini. Hal ini tertera dalam Al Quran Surat An Naml ayat 82 yang artinya sebagai berikut:
“Apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan seekor dabbah (binatang) dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami,” QS An Naml ayat 82 yang dikutip dari penjelasan Youtube Ensiklopida Al Fatih.
Baca Juga: Sepele, Padahal Ini Adab yang Benar Memakai Sandal Sesuai Tuntunan Baginda Nabi Muhammad SAW
Rasulullah SAW juga bersabda tentang binatang Dabbah ini, dan menjadi salah satu pengingat umat Islam untuk selalu bertaubat.
Dalam Hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW menyebutkan tiga perkara yang jika ketiganya keluar maka semua taubat dan amal tidak ada gunanya lagi.
Pertama terbitnya matahari dari arah barat, kedua Dajjal, dan ketiga binatang Dabbah.
Baca Juga: Berbaik Sangka kepada Allah, Merupakan Kunci Doa Dikabulkan
“Ada tiga perkara yang jika keluar maka tidak akan berguna lagi keimanan orang yang belum beriman sebelumnya, atau belum mengusahakan kebaikan yang dilakukan dalam keimanannya. Ketiga perkara itu adalah terbitnya matahari dari barat, Dajjal, dan Dabbah.” (HR Muslim).
Rasulullah SAW juga bersabda, bersegeralah kalian beramal (sebelum datangnya) enam perkara. Beliau menyebutkan salah satunya Dabbah. (HR Muslim).
Setelah keluar, Dabbah akan menandai mana orang beriman dan orang kafir. Tanda bagi orang beriman adalah wajahnya bercahaya, sementara orang kafir di bagian wajah diberikan tanda kekufurannya.
Baca Juga: Subhanalloh Luar Biasa Hebatnya Sandal Nabi Muhammad Rasulullah SAW , Begini Kisahnya
“Binatang bumi itu keluar maka ia memberi cap kepada manusia di wajah mereka. Kemudiam jumlah mereka meningkat sehingga seseorang membeli unta dia ditanya; dari siapa kamu membeli unta itu? Dia menjawab dari salah seorang yang dicap wajahnya.” (HR Ahmad, dishahihkan oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah nomor 3221). ***