Takluknya Blacak Ngilo, Prajurit Sakti Kerajaan Majapahit di Tangan Sunan Bonang, Bertanggung 7 Hari 7 Malam

10 Juli 2022, 15:30 WIB
Sunan Bonang, salah satu waliyullah yang diberi karomah. /

BAGIKAN BERITA - Sunan Bonang memiliki kesaktian karomah sebagai waliyullah mulia. 

Salah satu karomah Sunan Bonang ialah menaklukkan mantan prajurit Kerajaan Majapahit, Blacak Ngilo yang sakti mandraguna.

Bahkan, Sunan Bonang mengislamkan Blacak Ngilo setelah bertarung selama tujuh hari dan tujuh malam. 

Berikut cerita kesaktian Sunan Bonan dalam menaklukkan Blacak Ngilo. 

Baca Juga: Gratis, 7 Link Twibbon dan Bingkai Foto Idul Adha 1443 H, Bisa Dibagikan di WA, FB, IG, Twitter

Dalam cerita Wali Songo, terdapat Padepokan Sentono yang dipimpin oleh Blacak Ngilo.

Bacak Ngilo merupakan bekas prajurit Kerajaan Majapahit yang melarikan diri akibat perang saudara.

Blacak Ngilo mendirikan sebuah padepokan dan mengajari masyarakat berbagai macam, mulai dari cara bercocok tanam, budi pekerti, spiritual hingga ilmu kanuragan.

Baca Juga: Link Twibbon Idul Adha 2022, Lengkap dengan Caranya, Cocok Dibagikan Sebagai Status WhatssApp, Facebook, IG

Dalam dalam buku “Sunan Bonan Wali Keramat: Karomah, Kesaktian dan Ajaran-ajara Hidup Sang Waliyullah” tulisan Asti Musman, Padepokan Blacak Ngilo ini begitu termasyhur dan mempunyai banyak murid.

Padepokan Sentono terletak di tepi aliran Bengawan Solo yang memang strategis untuk pertanian.

Alhasil, masyarakat dan Padepokan Sentono mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga rakyatnya makmur dan sejahtera.

Bahkan, Blacak Ngilo diperlakukan seperti seorang raja oleh para pengikutnya.

Akan tetapi, lambat laut sifat dan karakter Blacak Ngilo berubah. Ia menjadi pemimpin yang kejam dan sewenang-wenang terhadap rakyatnya.

Baca Juga: Lafadz Takbiran Idul Adha yang Dibacakan Alwi Assegaf versi Panjang Sesuai Sunnah, Lengkap Arab dan Latin

Masyarakat diharuskan menyetorkan separuh lebih hasil panennya ke Blacak Ngilo. Selain itu, setiap rakyat yang memiliki anak perawan harus dipersembahkan kepadanya untuk dijadikan selir.

Rakyat pun mulai resah. Apalagi setiap malam Bulan Purnama, rakyat harus menyediakan darah segar manusia untuk dijadikan tumbal guna menambah kesaktiannya.

Kabar kekejaman Blacak Ngilo terdengar oleh Sunan Bonang. Tak lama, Sunan Bonang mengutus santrinya menghadap Blacak Ngilo.

Santri Sunan Bonang membawa pesan agar Blacak Ngilo tidak lagi sewenang-wenang terhadap rakyat.

Tak hanya itu, Sunan Bonang juga mengajak Blacak Ngilo untuk tidak menyembah berhala dan mengikuti ajaran Islam yang lurus dan benar.

Baca Juga: Bacaan Takbir Idul Adha Tulisan Arab, Latin dan Terjemah Bahasa Indonesia, Lengkap Penjelasan Para Ulama

Akan tetapi, Blacak Ngilo tak terima dengan kedatangan santri Sunan Bonang. Blacak Ngilu membunuh Santri Sunan Bonang dengan cara menebas lehernya.

Konon, tempat pemenggalan leher utusan Sunan Bonang ini sampai sekarang diabadikan menjadi sebuah desa bernama Pangulu.

Pangulu berasal dari kata penggal leher atau penggal hulu, masuk dalam kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro.

Merasa diremehkan, Blacak Ngilo pun mengirim surat tantangan kepada Sunan Bonang untuk adu kesaktian.

Baca Juga: GRATIS! 20 Link Twibbon Idul Adha 2022 Lengkap dengan Cara Pasangnya, Cocok Dijadikan Status Media Sosial

Sunan Bonang menyanggupi tantangan Blacak Ngilo tapi dengan sebuah syarat.

Jika Sunan Bonang kalah, ia rela menjadi pengikut Blacak Ngilo. Begitu sebaliknya, apabila Blacak Ngilo kalah maka harus meninggalkan perbuatan buruk dan masuk Islam.

Blacak Ngilo menyanggupi syarat yang diajukan Sunan Bonang dan menentukan jadwal pertarungan.

Pertarungan pun dimulai dan berlangsung lama karena keduanya sama-sama memiliki kesaktian.

Menginjak hari ketujuh pertarungan, Blacak Ngilo kelelehasan. Tapi karena kesombongannya, timbullah akal licik Blacak Ngilo untuk melarikan diri dari gelanggang pertarungan.

Blacak Ngilo masuk ke perut bumi, kemudian dikejar Sunan Bonang.

Baca Juga: Resep Bikin Rendang Daging untuk Menu hidangan saat Lebaran Idul Adha

Terjadi kejar-kejaran antara Blajar Ngilo dan Sunang Bonang di dalam tanah.

Setiap kali Blacak Ngilo muncul, di belakangnya sudah ada Sunan Bonang. Blacak Ngilo hingga berlari ke Tuban, Sunan Bonan pun tetap ikut munculdi belakangnya.

Karena kelelahan, Blacak Ngilo meminta waktu untuk istirahat. Dia bersandar di suatu tempat.

Tempat sandaran atau semende Blacak Ngilo pun dinamakan Desa Menden yang berasal dari kata Semenden atau bersandar.  

Singkat cerita, Bacak Ngilo sudah tak mampu lagi melawan Sunan Bonang. Hingga akhirnya dia menyerah dan menerima syarat yang diajukan Sunan Bonang yaitu masuk Islam.

Akhirnya Blacak Ngilu menjadi murid Sunan Bonang dan menyebarkan Islam wilayah di Menden.***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Penerus Para Nabi

Tags

Terkini

Terpopuler