Seperti diketahui, konflik antara Israel dan Hamas di Gaza pada tahun 2014 merupakan operasi militer paling mematikan yang pernah terjadi di Gaza sejak Intifada kedua, meskipun jumlah korban tewas dan persentase militan yang tewas masih belum jelas.
Baca Juga: Rizky Billar Sedih Belum Bisa Buka Puasa Bareng dengan Lesti Kejora, Ini Alasannya
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 1.880 warga Palestina tewas dan 10.000 lainnya cedera. Dari jumlah tersebut, 398 di antaranya adalah anak-anak, 207 wanita, dan 74 manula.
Laporan awal untuk United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dari Protection Cluster memperkirakan bahwa 1.176 (68%) dari 1.717 korban tewas yang identitasnya sejauh ini sudah dikenali merupakan warga sipil; 573 di antaranya (33% dari total korban tewas) adalah wanita atau anak-anak.
Israel bersikukuh bahwa sedikitnya 47% korban tewas di Gaza adalah kombatan. Di sisi lain, 64 tentara IDF, dua warga sipil Israel, dan seorang pekerja Thai tewas.
Pasukan Pertahanan Israel menyatakan bahwa Hamas menggunakan warga sipil sebagai "perisai hidup"dan pada tanggal 17 Juli UNRWA mengutuk keras kelompok yang menyimpan senjata di salah satu sekolahnya.
Pada 22 Juli 2014 lalu, Uni Eropa mengutuk semua "seruan kepada penduduk sipil Gaza untuk merelakan dirinya sebagai "perisai hidup."
Hamas membantah kabar bahwa pihaknya menggunakan perisai hidup.44% teritori Jalur Gaza ditetapkan sebagai zona kosong (no-go zone) oleh militer Israel.***