PKS Soroti Anggaran Influencer Rp90,45, Mulyanto: Ini Tidak Wajar

22 Agustus 2020, 12:12 WIB
DPR RI Soroti Anggaran Promosi Influencer : Pemerintah Hanya Pentingkan Citra /We Are Social

BAGIKAN BERITA - Indonesian Corruption Watch (ICW) membeberkan data temuan pemerintah telah menghabiskan anggaran Rp90,45 miliar untuk jasa influencer marketing.

Hal ini memicu reaksi keras dari Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Mulyanto. Menurutnya, anggaran untuk influencer adalah sia-sia. Ia menilai, pemerintah lebih mementingkan gelontorkan dana Rp90.45 miliar untuk belanja jasa influencer, ketimbang riset vaksin Covid-19.

Padahal disaat yang sama anggaran untuk lembaga riset yang sedang bekerja keras menyiapkan vaksin virus Corona hanya sekitar Rp5 miliar.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini: Sepanjang Hari hingga Malam Cerah

Menurutnya, hasil kerja para peneliti vaksin ini sangat dibutuhkan masyarakat agar bisa keluar dari pandemi Covid-19.

"Pemerintah terkesan lebih mementingkan citra daripada kesehatan dan keselamatan rakyat," kata Mulyanto, Sabtu 22 Agustus 2020 seperti dilansir Bagikan Berita dari laman RRI.

Anggota Komisi VII DPR RI ini menyatakan, ketimpangan alokasi anggaran ini sangat tidak wajar dari segi kepentingannya.

Artikel Ini Sebelumnya Telah Tayang di Ring Times Bali dengan Judul: Jasa Influencer Marketing Capai Rp90,45 Miliar Disewa Pemerintah, Mulyanto: Riset Covid Gak Penting

"Saat ini orang lebih butuh vaksin hasil riset para peneliti daripada celoteh para influencer," tegasnya.

Mulyanto mendesak, pemerintah untuk lebih serius mendorong riset vaksin Merah Putih yang tengah dikembangkan Konsorsium Riset Covid Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).

Konsorsium yang dimotori oleh LBM Eijkman dengan lembaga litbang nasional lainnya, termasuk pihak industri BUMN Kimia Farma, sedang berupaya menemukan formula vaksin yang tepat untuk melawan Covid-19.

Baca Juga: Cara Mengecek Pegawai Terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan yang Dapat Bantuan Rp.600 Ribu Perbulan

Untuk itu, Mulyanto meminta, pemerintah lebih serius mendukung kerja peneliti vaksin Covid-19 dengan cara menambah anggaran yang lebih memadai.

"Anggaran yang besar itu lebih baik dialokasikan untuk kepentingan riset vaksin. Nanti, ketika vaksin sudah diproduksi, Pemerintah dapat menghemat anggaran triliunan rupiah yang sebelumnya dialokasikan untuk keperluan impor vaksin," paparnya. 

Apalagi, kata dia, Presiden Joko Widodo saat pidato di Sidang Tahunan MPR 2020 pekan lalu menyampaikan, telah mengalokasikan anggaran Rp25 triliun dari APBN 2021 untuk pembelian vaksin dan alat kesehatan terkait penanganan Covid 19. Dengan asumsi harga vaksin sekitar 5-10 USD per dosis untuk 170 juta dosis.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini: Pagi Cerah Berawan, Sore Hujan Ringan

"Dibanding total anggaran yang besar itu, alokasi untuk keperluan riset vaksin yang hanya Rp5 miliar, sungguh seperti bumi dan langit," sindirnya.

Mulyanto pun prihatin dengan tantangan yang dihadapi para peneliti. Di satu sisi peneliti diminta bekerja cepat menemukan vaksin Covid-19 tapi di sisi lain pemerintah tidak menyediakan anggaran yang cukup.

"Ini perlu mendapat perhatian Presiden Jokowi, agar kita tidak sekedar menjadi Negara pengguna dan pembeli, tetapi mari kita dorong Indonesia menjadi Negara pembuat. Kita bisa kalau kita mau," pungkasnya.*** (Tri Widiyanti Prasetiyo/Ringtimesbali) 

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Ringtimes Bali

Tags

Terkini

Terpopuler