Tekan Sebaran Covid-19, Dokter Tirta Sarankan Pemerintah Libatkan Kearifan Lokal

5 September 2020, 14:44 WIB
Dr. Tirta umumkan telah daftar jadi relawan uji klinis vaksin sinovac di Bandung.*/Instagram.com/@dr.tirta /

BAGIKAN BERITA - Penyebaran virus Covid-19 di Indonesia terus bertambah setiap hari. 

Hingga saat ini, pemerintah belum bisa meredam wabah yang sudah hampir 9 bulan menggembarjan dunia ini. 

Banyak relawan tenaga medis yang berguguran. Tentunya ini menjadi duka mendalam bagi Indonesia. 

Baca Juga: V BTS Punya Adik Perempuan, Pilih Jimin Untuk Jadi Pacar Adiknya?

Pemerintah bisa menekan laju sebaran Covid-19 ini dengan melakukan pendekatan kampanye melibatkan kearifan lokal. 

Hal itu disampaikan dokter sekaligus relawan COVID-19 di Tanah Air dr Tirta Mandira Hudhi dalam diskusi daring dengan tema suka duka dokter dan relawan dalam menyosialisasikan gerakan pakai masker yang dipantau di Jakarta, Sabtu, 5 September 2020. 

Dia mengatakan penerapan dan pendekatan kearifan lokal perlu dilakukan untuk mengkampanyekan penanganan COVID-19.

Baca Juga: Guru, Pelajar, Santri dan Mahasiswa Dapat Kuota Gratis 10 GB , Begini Cara Dapatnya

"Sebagai contoh di Surabaya. Kita datang ke sana serta mengevaluasi dan melakukan pendekatan kearifan lokal dengan melibatkan bonek," kata dia dikutip Bagikan Berita dari Antara. 

Kejadian di Surabaya, ujar dr Tirta, banyak masyarakat tidak patuh penerapan protokol kesehatan terutama penggunaan masker. Hal itu terjadi karena adanya informasi hoaks yang mengatakan COVID-19 hanya sebuah konspirasi.

"Setelah mengetahui masalahnya, kita berkoordinasi dengan bonek dan membagikan masker," ujar dia.

Baca Juga: Waspada, Biar M-Banking BCA Tidak di Bobol Ini Yang Harus di Lakukan

Tidak hanya di Surabaya, pendekatan kearifan lokal juga dilakukan dr Tirta di Jakarta, Bali dan daerah lainnya.

Oleh karena itu, agar kampanye penanganan COVID-19 bisa menyentuh hingga lapisan terbawah masyarakat, maka pendekatan menggunakan kearifan lokal perlu dilakukan.

Setiap daerah, ujar dia, memiliki kearifan lokal yang berbeda. Hal itu membuat pendekatan kampanye penanganan COVID-19 juga berbeda.

Baca Juga: Murah Banget, Harga Hp Realme Terbaru September 2020 di Bawah 2 Juta

Sebagai contoh sosialisasi penggunaan masker di Jakarta tidak bisa dengan cara berdebat atau represif kepada masyarakat. Sebaliknya hal itu mungkin bisa dilakukan di Surabaya.

"Kalau di Surabaya agak keras sedikit tidak masalah. Contohnya Bung Tomo yang berbicara lantang dan keras melalui radio," katanya.

Contoh lainnya di Bali, tepatnya Buleleng dimana pendekatan yang dinilai paling pas untuk mengkampanyekan gerakan pakai masker ialah melibatkan pecalang atau semacam polisi adat Bali.

Baca Juga: Link Live Streaming Persib VS Persikabo, Jangan Lupa Sore Ini!

Bahkan, di Bali, masyarakat di sana lebih patuh pakai masker dibanding menggunakan helm. Sebab, apabila tidak menggunakan masker akan ada saksi "push up" dan denda.

"Di Jakarta, tidak bisa pakai denda. Harus pakai medsos dengan menggunakan konten kreatif," katanya.

Kemudian, di Yogyakarta pendekatan kearifan lokal bisa melibatkan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan UMKM.

"Cara paling efektif agar masyarakat gunakan masker ialah kearifan lokal," ujar dr Tirta. ***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler