Menyongsong tahun 2024, Provinsi Jawa Barat optimis dalam meraih target realisasi investasi nasional yang dipatok meningkat 17,9 persen. Dalam mencapai target tersebut, sinergi antar stakeholders terkait investasi di Jawa Barat akan semakin diperkuat.
Berbagai program akselerasi investasi juga akan difokuskan pada perbaikan kebijakan investasi yang berkelanjutan, pelayanan dan insentif investasi berdaya saing, serta fokus pada investasi yang bernilai tambah serta berorientasi pada green investment. Lebih lanjut, kebijakan hilirisasi juga diarahkan pada industri berbasis potensi daerah dan sektor unggulan guna menciptakan semakin banyak lapangan pekerjaan hingga meningkatkan daya saing UMKM dalam global value chain.
Dengan kinerja investasi dan dukungan permintaan domestik yang tetap kuat seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan tingginya multiplier effect dari tahun politik terhadap perekonomian secara agregat, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2024 diperkirakan tetap tinggi dan berada pada kisaran 4,9 persen – 5,7 persen (yoy).
Taufiq menambahkan, investasi di Jabar khususnya wilayah Rebana (utara) dan Arumanis (selatan) terus meningkat. Dari 2021 hingga 2023, total investasi di kawasan Metropolitan Rebana mencapai Rp50,11 tripiun. Sementara di kawasan Arumanis senilai Rp27,3 Triliun.
Selain PMDN (penanaman modal dalam negeri), investor luar negeri yang membidik Jabar juga terus meningkat. Pada 2023 investor asing yang masuk ke Jabar mencapai Rp122,6 triliun.
Khusus investasi asing, Jepang menjadi penyumbang tertinggi dengan nilai investasi Rp26,65 triliun. Negara lainnya adalah Singapura, Tiongkok, Korsel dan Malaysia.
“Strategi sudah kami siapkan untuk kembali menarik minat investasi baik melalui pameran atau bekerja sama dengan Bank Indonesia mengurasi potensi yang dimiliki pemerintah kabupaten dan kota di Jabar yang potensial untuk diminati investor,” jelasnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Nining Yuliastiani mengungkapkan, besaran investasi Jabar sekitar Rp247 triliun - Rp250 triliun yang bakal menjadi target dari nasional.