BAGIKAN BERITA – dr. Zaidul Akbar lewat kanal YouTube pribadinya yang diunggah pada 21 September 2021 dengan judul “Bahaya Overhygiene” menerangkan bahayanya hidup terlalu bersih.
Semenjak ramainya Covid-19 di Indonesia, masyarakat memang lebih memperhatikan kebersihan. Setiap jam, bahkan setiap menit mereka tak lupa untuk membersihkan tangannya menggunakan sabun atau desinfektan.
Hidup bersih memang bagus untuk kesehatan, namun ternyata menurut dr. Zaidul Akbar, hidup terlalu bersih juga tidak baik karena dapat membuat sistem tubuh menjadi tidak seimbang.
Lewat kanal YouTube dr. Zaidul Akbar Official, beliau membeberkan bagaimana hal itu bisa terjadi.
Beliau membandingkan 2 anak sebagai contoh, anak pertama sangat menjaga kebersihannya dengan mencuci tangan menggunakan sabun, desinfektan, dan sebagainya karena takut dengan virus atau bakteri.
Sedangkan anak yang kedua, hanya mencuci tangan dengan air biasa, sebelum dan sesudah makan.
Lalu dibawalah kedua anak tersebut ke pinggir jalan dan membeli rujak, lalu anak mana yang kira-kira akan sakit perut?
Dr. Zaidul Akbar menjawab, besar kemungkinan yang akan sakit perut adalah anak pertama.
Hal itu terjadi karena anak tersebut terlalu over hygiene, dan menurut beliau justru tidak baik untuk sistem keseimbangan tubuh.
Baca Juga: Menjaga Kesehatan Selama Pandemi, dr. Zaidul Akbar Sarankan Perbanyak Makanan Bakteri, Ini Jenisnya
Beliau juga mengibaratkan tubuh kita itu seumpama tanah. Sama seperti tanah, tubuh kitapun memiliki kuman TBC, ketika tanah sudah tidak sehat maka kuman tersebut akan mencari tanah baru.
dr. Zaidul Akbar memberi cara bagaimana cara memperkuat kuman tersebut agar sistem tubuh tetap seimbang. Pertama supply mereka dengan bakteri juga, yang kedua, beri mereka makan dengan probiotik.
Probiotik yang ada dalam tubuh merupakan musuh dari antibiotik. Sedangkan dalam kasus ini, antibiotik terlalu sering digunakan oleh tubuh karena perilaku over hygiene, hal itu tidak baik karena dapat menyebabkan dysbiosis.
Dysbiosis itu sendiri merupakan suatu kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan jumlah mikroorganisme dalam tubuh manusia, atau dapat dikatakan bahwa populasi bakteri yang kurang menguntungkan jauh lebih banyak dari bakteri baik.
Menurut yang dr. Zaidul Akbar, dysbiosis tersebut sebenarnya terjadi pada sebagian besar orang-orang yang meninggal akibat Covid-19.***