BAGIKAN BERITA - Beberapa waktu belakangan, warganet dihebohkan Lucas WayV yang dirumorkan melakukan gaslighting pada beberapa orang yang mengaku mantan kekasihnya.
Apakah arti istilah gaslighting, seperti apa tanda-tanda nya, simak penjelasan tentang gaslighting berikut.
Gaslighting adalah istilah yang merujuk pada suatu bentuk manipulasi pikiran dan penyiksaan secara psikologis.
Baca Juga: Terkuak Penuduh Kasus Gashlighting Lucas WayV Ternyata Berasal dari Indonesia, Begini Kronologisnya
Istilah gaslighting berasal dari film bergenre drama-misteri berjudul 'Gaslight' yang rilis pada tahun 1944.
Dimana dalam film tersebut tokoh suami melakukan berbagai cara untuk menyembunyikan rahasianya dengan memanipulasi pikiran istrinya, hingga sang istri mempertanyakan kewarasan dirinya sendiri.
Gaslighting umumnya banyak terjadi pada pasangan dalam hubungan yang tidak sehat, tetapi tidak menutup kemungkinan gaslighting juga dapat terjadi di lingkungan keluarga, pertemanan, dan hubungan lainnya.
Gaslighting biasanya dilakukan oleh pelaku (gaslighter) pada korban dengan berbagai cara seperti menyangkal atau berbohong pada korban untuk menghindari kesalahan yang dibuat pelaku.
Korban akan menjadi seperti dikontrol pikirannya oleh pelaku yang berusaha melemahkan paikologis korban, membuat korban mempertanyakan dirinya sendiri.
Gaslighting akan berakibat menimbulkan kecemasan, tidak percaya diri, depresi, membuat korban lemah hingga mempertanyakan kewarasannya sendiri.
Berikut ciri-ciri orang yang berpotensi menjadi pelaku dan beresiko menjadi korban gaslighting yang perlu diketahui.
1. Ciri Potensi Pelaku Gaslighting
Siapa saja dapat menjadi menjadi pelaku atau gaslighter, mulai dari yang kita kenal hingga orang asing sekalipun, baik secara langsung maupun di dunia maya.
Tetapi, potensi gaslighter kemungkinan memiliki psikologis kepribadian narsistik atau merasa percaya diri bahwa dirinya paling penting.
Tidak peduli dengan apapun yang akan terjadi dengan orang lain terkecuali orang atau korban tersebut dapat bermanfaat untuk pelaku.
Gaslighter juga biasanya pandai memikirkan berbagai cara untuk berbohong dan manipulatif seolah-olah tidak besalah.
Hal tersebut bisa membuat korban yang akhirnya merasa bersalah karena memiliki pikiran buruk.
2. Ciri Potensi Korban Gaslighting
Maski gaslighting dipercaya beberapa psikolog lebih sering dialami korban atau orang-orang yang rendah diri atau memiliki empati tinggi.
Beberapa psikolog juga percaya gaslighting dapat terjadi pada siapa saja, karena perasaan dan keadaan seseorang dapat berubah-ubah.
Bagi orang yang mempunyai kepercayaan diri dan dapat membangun tembok atau membatasi diri, mereka mungkin akan jarang atau tidak rentan mengalami gaslighting.
Sementara orang yang selalu merasa tidak percaya diri hingga mengasihani dirinya sendiri, lebih rentan beresiko mengalami gaslighting dan menjadi korban.
3. Gejala dan Pertolongan
Bila beberapa waktu terakhir kamu sering merasa selalu salah setiap melakukan segala sesuatu.
Hingga menyalahkan diri sendiri dan sering meminta maaf tanpa alasan yang jelas karena sebenarnya bukan kesalahan kamu.
Berhati-hatilah dengan hal tersebut, bisa jadi kamu sedang mengalami gaslighting dan menjadi korban.
Bila kamu merasa dalam hubungan tidak sehat tersebut, kamu bisa mencari bantuan tenaga profesional seperti terapis, piskiater, atau psikolog.***