Mendengar perkataan Helmi, Siska pun merasa lebih lega dan malahan nangisnya semakin santer saja. sehingga Helmi pun berusaha menegarkan dengan belaian lembut di rambutnya.
Disisi lain, Leo tampak dari kejauhan sedikit menggumam, ia merasa heran saja, kenapa Siska tak pernah percaya kepada Leo bahwa sebetulnya Helmi itu ada itikad buruk yang akan datang sewaktu-waktu.
Leo terdiam dan mengingat saat momen indah bersama Siska, ia ingat betul. Saat itu Leo melihat dari balik jendela yang pada saar itu Siska sedang mengajar anak kecil.
Ia menggambar sebuah hati di kaca yang berdebu dan mengacungkan jarinya yang berbentuk hati.***