Network
BAGIKAN BERITA-Bagi penggemar sinetron Mega Series Suara Hati Istri Zahra yang tayang setiap hari di Indosiar pada pukul 18:00 WIB siap- siap untuk tidak bisa melihat lagi akting Lea Ciarachel yang memerankan Zahra.
Pasalnya PT Mega Kreasi Film, rumah produksi yang membuat sinetron Mega Series Suara Hati Istri. Zahra akan menggantikan peran Lea Ciarachel yang memerankan Zahra.
Hal tersebut setelah banyak diprotes karena usia Lea Ciarachel yang memerankan Zahra masih dibawah umur (15 tahun) untuk memerankan istri ketiga disinetron Suara Hati Istri Zahra Indosiar.
Perihal digantinya Lea Ciarachel pemeran Zahra di Suara Hati Istri Zahra Indosiar diumumkan oleh rumah produksi Media Kreasi Films (MKF) lewat akun Instagram resminya, @mkf_official, Kamis 3 Juni 2021.
"Saksikan kembali Mega Series Suara Hati Istri ZAHRA dengan wajah baru hanya di Indosiar,"tulis akun Instagram @mkf_official seperti dikutip bagikan berita .com Kamis 3 Juni 2021 terkait pergantian Lea Ciarachel sebagai pemeran Zahra.
Sebelumnya Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan sejumlah artis minta dihentikan program sinetron mega series Suara Hati Istri Zahra yang tayang di Indosiar setiap hari pada pukul 18:00 WIB.
Baca Juga: Lea Ciarachel Pemeran Zahra di Mega Series Suara Hati Istri Zahra Indosiar Akhirnya Diganti oleh MKF
Seperti diketahui sinetron Mega Series Suara Hati Istri diprotes sejumlah kalangan karena mempekerjakan pemain berusia 15 tahun untuk memerankan tokoh Zahra yang merupakan istri ketiga dalam sinetron tersebut.
Selain itu terdapat adegan dalam sinetron Mega series Suara Hati Istri Zahra dinilai tak pantas untuk diperankan oleh perempuan berusia 15 tahun.
Akhirnya KPI meminta Indosiar untuk melakukan pengganti pemeran Lea Ciarachel dan alur cerita untuk Suara Hati Istri Zahra.
Baca Juga: Innalillahi, Gempa Bumi Berkekuatan 6,1 Skala Richter Guncang Ternate, Getaran Terasa hingga Manado
Banyak yang protes terhadap tayangan Mega Series Suara Hati Istri Zahra.karena tontonan yang ditampilkan seharusnya bisa mendidik dan tontonan yang imajinatif, bukan malah sebaliknya kasus perkawinan anak, kasus poligami dan kasus kekerasan seksual terhadap anak dianggap sebagai tontonan yang mendidik dalam acara tersebut.***
