“Ustaz Azam ini struggle untuk berjuang menjadi orang yang sukses meski sang ayah meninggal di saat Ustaz Azam masih membutuhkan sosok ayah”, tutur Ustaz Subki Al Bughury yang langsung ditambahkan oleh Mamah Dedeh.
“Azam justru semakin termotivasi untuk menjadi sukses setelah ayah meninggal. Mudah-mudahan semakin sukses”, harap Mamah Dedeh.
“Sangat lah merugi orang-orang yang berada di Bulan Ramadan namun tidak memperbanyak taubatnya”, tutur Mahu (Maluku) dalam tausiahnya yang berjudul “Ramadan Bulan Ampunan”.
Mahu (Maluku) berhasil mengumpulkan 453 poin dari kelima Dewan Juri. “Luar biasa Mahu mengingatkan kita semua bahwa Ramadan adalah bulan Maghfirah (ampunan)”, ujar Ustaz Wijayanto.
Yunizar (Kepulauan Riau) menjadi penutup kompetisi dari Top 24 Kloter Al-Mu’min dengan mengusung tema tausiah “Hati-Hati Memilih Bestie”. Tausiah penuh makna seputar memilih teman yang baik atau yang kini populer dengan sebutan “Bestie” sesuai dengan pesan Rasulullah disampaikan Yunizar (Kepulauan Riau) dan berhasil mengumpulkan 454 poin dari kelima Dewan Juri.
Akumulasi perolehan poin dari kelima Dewan Juri dikonversi sebesar 50% ditambah polling pemirsa yang juga dikonversi sebesar 50% menjadi penentu kelanjutan perjuangan peserta di kompetisi AKSI Indonesia 2023. Tiga tiket terakhir menuju babak Top 18 AKSI Indonesia 2023 berhasil diraih Azam (Tasikmalaya), Mahu (Maluku), dan Yunizar (Kepulauan Riau).
Sementara Dea (Garut) yang berada di posisi terendah harus rela menghentikan langkahnya di kompetisi AKSI Indonesia 2023 dengan total akumulasi skor sebesar 24,08%.
“Terima kasih atas do’a dari kedua orang tua Dea dan seluruh pendukung. Mungkin rezeki Dea belum di sini tapi InsyaAllah Dea akan terus berjuang di jalan dakwah”, ujar Dea (Garut) sekaligus menutup kompetisi AKSI Indonesia 2023 di babak Top 24.