Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri Menangis Haru Dapat Penghargaan Bintang Persahabatan dari Presiden Rusia

- 2 Juni 2021, 21:48 WIB
Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri. /Instagram.com/@ibumegawati

BAGIKAN BERITA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tak kuasa menahan tangis haru saat menerima penghargaan Anugerah Bintang Persahabatan "Order of Friendship", dari Presiden Rusia Vladimir, Rabu 2 Mei 2021. 

Penganugerahan penghargaan tersebut disiarkan oleh akun YouTube PDI Perjuangan. 

Dalam siaran tersebut, Megawati menerima langsung penghargaan dari Vladimir Putin yang diwakili oleh Dubes Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Rabu. 

 Baca Juga: Munarman Lumpuh Tidak Bisa Jalan Karena Disiksa Saat Ditahan? Begini Faktanya

Lyudmila membacakan isi dekrit itu sesuai teks aslinya berbahasa Rusia. Isi terjemahannya ke bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

"DEKRIT

PRESIDEN FEDERASI RUSIA

Tentang Penghargaan Negara Federasi Rusia

Atas jasa-jasa besar dalam mempererat persahabatan, kerja sama dan saling pengertian antara rakyat Rusia dan Indonesia diberikan penghargaan

BINTANG PERSAHABATAN

SUKARNOPUTRI

Diah Permata Megawati Setiawati

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,

Warga Negara Republik Indonesia

Presiden Federasi Rusia

Vladimir Putin

Moskow, Kremlin

10 Februari 2020

No. 102."

 Baca Juga: Lesti Kejora dan Rizky Billar akan Melangsungkan Lamaran, Catat Tanggalnya

Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa Pemerintahan Rusia, yang dulu sebagai Uni Soviet, juga memiliki peran dalam perjuangan di awal kemerdekaan Indonesia.

"Negeri kita berumur masih sangat muda saat itu karena baru merdeka, dan menghadapi meja perundingan Linggarjati dan Renville," ujarnya.

Baca Juga: Lirik Lagu Happier Dinyanyikan Penyanyi Cantik Olivia Rodrigo, Cocok Didengarkan Saat Santai

Menurut Hasto, kedua perjanjian tersebut merugikan Indonesia. Dan pada titik itu, Uni Soviet hadir dan berperan membantu Indonesia.

"Ketika perjanjian Linggarjati dan Renville merugikan Indonesia, Uni Soviet melakukan tekanan di dunia internasional, membela Indonesia atas ketidakadilan yang terjadi," kata Hasto.***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x