Sejarah R.A Kartini dan Suratnya dalam Buku ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ yang DIperingati 21 April

- 21 April 2024, 12:30 WIB
R.A Kartini yang merupakan pahlawan perempuan Indonesia
R.A Kartini yang merupakan pahlawan perempuan Indonesia /

BAGIKAN BERITA – Raden Ajeng (R.A) Kartini memiliki jasa yang sangat besar bagi Indonesia terutama kaum Perempuan. Kartini mengangkat derajat Perempuan Indonesia dari sebuah cengkaraman budaya yang saat itu sebagai budak oleh kaum laki-laki.

Tanggal 21 April Masyarakat Indonesia selalu memperingati sejarah inspiratif R.A Kartini yang telah berjuang melalui surat-suratnya.

Meskipun Kartini telah tiada, semangatnya yang terpancar dalam surat-suratnya masih menjadi sumber inspirasi bagi perempuan yang berjuang untuk kemajuan bangsa.

Sejarah Singkat Surat-surat Kartini

Lahir di Kota Jepara, Jawa Tengah pada 21 April 1879, Kartini mulai menulis surat pada tahun 1899. Surat pertamanya ditujukan kepada seorang teman feminis Belanda, Estelle (Stella) Zeehandelaar, di mana Kartini mengungkapkan keinginannya akan kebebasan sebagai seorang perempuan. Ia menentang tradisi yang membatasi perempuan Jawa pada masa itu, termasuk keterbatasan dalam komunikasi dan aturan-aturan yang mengikat.

Aktif menulis dari tahun 1889 hingga 1904, Kartini menerima balasan surat dari teman-temannya yang hidup di dunia modern, menyalaan semangatnya untuk memperjuangkan pendidikan bagi perempuan Indonesia saat itu. Ia juga menentang praktik poligami yang masih umum dilakukan, menyuarakan hak perempuan untuk memilih pasangan hidupnya sendiri.

Baca Juga: Jadwal SCTV Minggu 21 April 2024: Hidayah Cinta, Bidadari Surgamu, Tertawan Hati, Di Antara Dua Cinta

Peran Penting J.H. Abendanon

J.H. Abendanon memiliki peran signifikan dalam kehidupan Kartini. Meskipun menawarkan beasiswa untuk belajar di Belanda, Kartini terpaksa menolak karena pernikahannya yang diatur secara paksa. Namun, Abendanon mengumpulkan surat-surat Kartini yang sarat dengan nilai-nilai emansipasi dan perjuangan dalam buku yang diberi judul "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Buku ini diterbitkan tujuh tahun setelah Kartini meninggal dunia pada usia 25 tahun, setelah melahirkan anak pertamanya. Hari Kartini kemudian ditetapkan sebagai hari penting dalam sejarah Indonesia oleh Presiden Soekarno, mengakui Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Sejarah surat-surat Kartini tidak hanya menggambarkan perjuangan seorang individu, tetapi juga representasi dari perjuangan perempuan Indonesia secara luas. Melalui karya-karyanya, Kartini memberikan suara bagi mereka yang tidak didengar, dan melalui semangatnya, ia menerangi jalan bagi generasi-generasi perempuan berikutnya. Surat-surat Kartini tetap menjadi pijakan untuk perjuangan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan di Indonesia.***

Editor: Ahmad Taofik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah