BAGIKAN BERITA - Presiden Tanzania John Magufuli meninggal dunia di usia 61 tahun pada 17 Maret 2021. Ia merupakan seorang skeptis virus Corona paling terkemuka di Afrika.
Wakil Presiden Tanzania Samia Suluhu mengatakan pada hari rabu setelah lebih dari dua minggu tidak hadir dan muncul ke publik, membuat semua orang beranggapan kepada kesehatan dirinya.
Dilansir Bagikanberita.com dari Reuters.com,
Samia Suluhu mengungkapkan bahwa penyebab meninggalnya presiden Tanzania ialah dikarenakan penyakit jantung yang dideritanya selama satu dekade.
Ia mengatakan juga pengaturan dalam prosesi pemakaman sedang dilakukan dan mengumumkan dua minggu berkabung serta mengibarkan bendera setengah tiang upaya penghormatan kepada presiden Tanzania John Magufuli.
Tak cuma bendera setengah tiang saja televisi negara pun menyiarkan lagu-lagu sedih dan kereligiusan bentuk hormat atas meninggalnya presiden Tanzania.
Baca Juga: Mengejutkan, Semua Kontingen Indonesia Didiskualifikasi dari All England 2021, Ini Penyebabnya
Sejak presiden tak muncul ke publik, memicu rumor bahwa presiden Magufuli telah terpapar Covod-19.
Dari rumor yang beredar tersebut, pejabat pun membantah tudingan tersebut, bahwa 12 Maret ia jatuh sakit dan hari senin wakil presiden Tanzania mendesak warganya untuk tidak termakan oleh rumor dari luar negeri, dan sah-sah saja jika manusia memeriksakan diri dan mengecek apakah terkena flu atau demam.
“Warga Tanzania yang terkasih, sangat menyedihkan untuk mengumumkan bahwa hari ini 17 Maret 2021 sekitar pukul 6 sore kami kehilangan pemimpin pemberani kami, Presiden John Magufuli yang meninggal karena penyakit jantung di rumah sakit Mzena di Dar es Salaam tempat dia menjalani perawatan,” ujar wakil presiden pada TBC penyiar negara bagian.
Ia merupakan presiden pertama yang menjabat meninggal dunia saat menjadi orang nomor satu di negara Tanzania.
Perdana Menteri Kassim Majaliwa mengungkapkan di hari Jumat bahwa dia telah berbicara dengan Magufuli, serta menyalahkan narasi penyakit presiden pada beberapa orang Tanzania yang "penuh ujaran kebencian" yang tinggal di luar negeri.
Tundu Lissu, saingan utama Magufuli dalam pemilihan Oktober ketika presiden memenangkan masa jabatan lima tahun kedua, telah menyarankan bahwa pemimpin Tanzania telah diterbangkan ke Kenya untuk pengobatan Covid-19 dan kemudian pindah ke India dalam keadaan koma.
Setelah kematian diumumkan, pemimpin oposisi Zitto Kabwe mengatakan dia telah berbicara dengan Wakil Presiden Hassan untuk menyampaikan belasungkawa atas kematian Magufuli.
“Bangsa akan mengingat dia atas kontribusinya bagi pembangunan negara kita,” pungkas Kabwe dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di Twitter.***