Mengerikan, 114 Pengunjuk Rasa Tewas dalam Hari Angkatan Bersenjata Myanmar hingga Negara Barat Turut Mengecam

- 28 Maret 2021, 09:37 WIB
Ilustrasi Demonstrasi.
Ilustrasi Demonstrasi. /Pixabay

BAGIKAN BERITA - Unjuk Rasa di Myanmar tewaskan 114 orang pada hari Sabtu, 27 Maret 2021 oleh pasukan keamanan korban termasuk beberapa anak dalam pembubaran unjuk rasa.

Dilansir Bagikanberita.com dari Reuters.com, aksi brutal yang dilakukan pasukan keamanan Myanmar pada Hari Angkatan Bersenjata mendapati kecaman keras dari negara Barat. Seperti halnya Duta Besar Inggris yang menilai bahwa tindakan kekerasan tersebut sama halnya mempermalukan diri mereka sendiri, hingga utusan dari negara Amerika Serikat pun mengatakan bahwa itu kekerasan yang amat mengerikan.

Salah satu kelompok masyarakat sipil Myanmar menyebutkan bahwa pesawat jet tempur militer telah melepaskan serangan udaranya pada satu desa yang mana dikuasai oleh kelompok bersenjata di etnis minoritas Karen, serangan ini menyebabkan dua orang tewas.

Baca Juga: Catat, Inilah 12 Ramalan Zodiak Peruntungan Anda, Akan Ada Keberuntungan Bagi Pemilik Bintang Ini

Di informasikan sebelumnya bahwa Serikat Nasional Karen sudah lakukan penyerbuan pos militer yang berada di dekat perbatasan Thailand hingga tewaskan 10 orang, termasuk 1 letnan kolonel dan satu pejuang sendiri.

Jenderal Senior Min Aung Hlaing, pemimpin junta, menyuarakan dalam parade untuk memperingati Hari Angkatan Bersenjata, bahwa para militer akan melindungi rakyat dan memperjuangkan demokrasi.

Hari Sabtu kemarin demonstran muncul di di Yangon, Mandalay dan kota-kota lain, seperti yang telah mereka lakukan hampir setiap hari sejak kudeta 1 Februari 2021 lalu yang menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Duka Menyelimuti Indonesia, Gempa Bumi 8,7 Skala Richter Guncang Nias, 1.300an Orang Tewas pada 28 Maret 2005

Media lokal Myanmar Now menyebutkan bahwa 114 orang telah tewas di seluruh negeri dalam tindakan keras terhadap protes yang dilakukan.

Media lokal Myanmar Now menambahkan bahwa 40 orang tewas, termasuk gadis berusia 13 tahun tewas di Mandalay dan 27 orang tewas di Yangon, dilaporkan sebelumnya bahwa anak lelaki usia lima tahun itu tewas, namun ada laporan yang bertentangan bahwa dia mungkin selamat.

"Hari ini adalah hari yang memalukan bagi angkatan bersenjata," ujar Dr. Sasa, juru bicara CRPH, kelompok anti-junta yang dibentuk oleh anggota parlemen yang digulingkan, kepada sebuah forum online.

Baca Juga: Waduh! Karena Ingin Bertemu dengan Baim Wong, Penggemar ini Rela Bersepeda Malang-Jakarta selama 11 Hari

Seorang juru bicara militer tidak kooferatif dalam panggilan untuk mengomentari pembunuhan oleh pasukan keamanan, serangan udara atau serangan pemberontak di posnya tersebut

"Mereka membunuh kami seperti burung atau ayam, bahkan di rumah kami," jelas Thu Ya Zaw di pusat kota Myingyan, di mana sedikitnya dua pengunjuk rasa tewas.

 "Kami akan terus memprotes ... Kami harus berjuang sampai junta jatuh." tutupnya.

Yang mengerikan jumlah kematian di Myanmar semenjak kudeta 1 Februari 2021 hingga Sabtu, 27 Maret 2021 mencapai 440 orang warga sipil Myanmar, ini sangat mengerikan atas kejadian di negara ini.***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah