Yapa Abeywardena mengatakan melalui video bahwa Rajapaksa sudah memberi tahunya bahwa sang presiden akan mengundurkan diri.
”Keputusan untuk mundur pada 13 Juli diambil untuk memastikan penyerahan kekuasaan secara damai,” kata Abeywardena.
”Karena itu, saya meminta masyarakat untuk menghormati hukum serta menjaga perdamaian,” ujarnya.
Sebelumnya pada hari yang sama, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe setuju untuk mengundurkan diri setelah para pemimpin partai di parlemen mendesak dirinya dan presiden untuk mundur.
Ranil Wickremesinghe juga mengatakan bahwa dirinya bersedia mengundurkan diri untuk memberi jalan bagi pembentukan pemerintahan yang melibatkan semua partai, kata kantornya, Sabtu petang.
Jika memang jadi mundur, Rajapaksa berarti menyerah pada tekanan setelah negara itu seharian menghadapi protes yang disertai kekerasan.
Baca Juga: Gara-gara Hal ini, Indonesia Gagal ke Semifinal Piala AFF U-19 meskipun Menang Lawan Myanmar 5-1
Dalam rangkaian protes itu, para pengunjuk rasa pada Sabtu menyerbu kediaman resmi sang presiden dan membakar kediaman perdana menteri di Kolombo.
Baik Rajapaksa maupun Wickremesinghe sedang tidak berada di kediaman mereka ketika lokasi-lokasi itu diserang.