Network
BAGIKAN BERITA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, KPK Nurul Ghufron angkat bicara terkait buronnya Harun Masiku.
Harun Masiku buron dan tidak terlacak ke Singapura pada 6 Januari 2020. Tepat dua hari sebelum KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) kepada Wahyu.
Harus Masiku merupakan eks Calon Legislatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap terhadap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Baca Juga: Sedang Tayang Sinetron Seputih Cinta Semerah Dusta Malam Ini Selasa 8 Desember di ANTV
“Harun Masiku itu sudah tidak harmonis dengan keluarganya, sehingga saat ini masih terus kita cari. Ini seharusnya tidak saya beberkan di sini, namun tidak apa demi menunjukkan KPK komitmen dalam menemukan Harun Masiku,” ungkap Nurul Ghufron dalam program ILC di TV One, Selasa 8 Desember 2020 malam WIB.
Harun Masiku dan Wahyu Setiawan ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka pada Jumat 10 Desember 2020.
Harun diduga memberi suap kepada Wahyu soal kepentingan Harun dalam pergantian antarwaktu, PAW mengenai anggota DPR dari PDIP yang meninggal dunia yaitu Nazarudin Kiemas.
Baca Juga: Resah Gelisah, Elsa Takut Kedoknya Terbuka oleh Aldaberan di Ikatan Cinta RCTI
Harun Masiku disebut-sebut tak memiliki rekam jejak yang spesial di dunia politik. Ia lahir di Jakarta, 21 Maret 1971.
Harun menyelesaikan pendidikan SD hingga SMA nya di Watapone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Harun menlanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makasar pada tahun 1989 dan lulus pada tahun 1994.
