Said Didu Ungkap 'Mimpi Buruk' Garuda Indonesia Zaman Dulu: Tahun 2004, Garuda Hampir Bangkrut

- 31 Oktober 2021, 16:52 WIB
Muhammad Said Didu. /Facebook/Muhammad Said Didu/
Muhammad Said Didu. /Facebook/Muhammad Said Didu/ /

Menurut dia, Garuda Indonesia saat ini, hanya mengoperasikan 36 dari 142 pesawat yang tersedia. Walaupun jumlah penumpang sudah meningkat, namun sisanya tetap harus terpaksa terparkir. Apa pasal?

Rupanya, lessor alias pihak yang menyewakan atau menyediakan jasa leasing, belum mengizinkan sisanya terbang lantaran kendala sewa.

"Krn dr 142 pswt, mayoritas tak diijinkan Lessor utk terbang (sewa belum bayar)."

Baca Juga: Lionel Messi di Semprot Leonardo karena Lebih Senang Main di Timnas Argentina Dibandingkan PSG

"Rata2 EBITDA s/d Sept minus USD 84 jt/bln. Saat Pemeriksaan 2019, Sewa pesawat yg boros tak sesuai FeetPlan," sambungnya.

Achsanul Qosasi lantas membeberkan kerugian dan utang Garuda Indonesia terkini, yang jika dikonversikan mencapai sekira Rp754.113.150.000 sebulan.

"GA akan sulit Beroperasi, dg revenue hanya berkisar USD 23,2juta, sdgkan Biaya USD 75 juta/bulan (Lease, Personel Cost dan Overhead). Artinya, Rugi ~USD 53 juta/bln," ujar Achsanul Qosasi.

Dia mengungkap ada penyakit yang sudah lama menjangkiti Garuda, sehingga berbuah masalah tak teratasi kala pandemi.

"Penyakit ini akumulasi dr kinerja yg tak effisien sjk dulu, shg tak mampu survive saat masalah tiba (Pandemi)," ujarnya.

Total utang Garuda per 30 Sept 2021, kata dia, mencapai 4 miliar dolar AS, setara Rp70 triliunan, dengan total EBITDA Negatif 817 juta dolar.*** (Ikbal Tawakal / Pikiran Rakyat) 

Halaman:

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah