Network
BAGIKAN BERITA - Gelombang Demonstrasi akibat penolakan Pengesahan Undang-undang (UU) Cipta Kerja terus bergulir.
Berbagai kalangan ikut memberikan komentar akan dampak yang ditimbulkan dari Omnibus Law Cipta Kerja.
Rocky Gerung yang merupakan mantan dosen Universitas Indonesia mengutarakan pendapatnya terkait situasi penolakan UU Cipta Kerja saat ini.
Kemarahan publik yang tumpah di jalanan ini, menurutnya, merupakan hasil dari kumpulan emosi masyarakat terhadap wakilnya di DPR yang sudah tak bisa ditahan sejak beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Ini Dia Aplikasi Online Groceries yang Harus Kamu Tahu Selama Pandemi
"Artinya gumpalan energi kemarahan publik itu tersalur akhirnya melalui Omnibus Law, jadi Omnibus Law ini hanyalah peralatan, yang sebelumnya ada kejengkelan terhadap UU KPK dan terhadap arogansi seorang menteri yang memaki-maki petugas medis," ucapnya.
"Jadi ini akumulasinya aja, jadi bukan sekadar soal buruh, buruh itu adalah momentumnya, tapi masyarakat sipil ikut di situ hingga bupati ikut bersuara," ucapnya.
"Jadi ini merupakan satu paket yang tidak pernah bisa dihitung oleh kekuasaan yang hanya ingin melihat soal teknis dari UU itu, padahal ini bukan teknis tapi ini soal etis," tuturnya menambahkan.
Baca Juga: Anies Baswedan Hari Ini Kumpulkan Seluruh Gubernur se Indonesia, 'Kami Hormati Hak Warga Negara'
