Waspada! Ancaman Erupsi Gunung Merapi Semakin Dekat, Berpotensi Keluarkan Awan Panas

- 31 Oktober 2020, 15:42 WIB
Gunung Merapi.
Gunung Merapi. /BPPTKG/

BAGIKAN BERITA - Gunung Merapi di Jaw Tengah merupakan gunung paling aktif di Indonesia. 

Gunubg Merapi dalam 10 tahun terakhir ini, telah beberapa kali erupsi. Paling parah, Erupsi terjadi pada 2010 lalu. Di mana mengakibatkan sedikitnya 353 orang tewas, termasuk Mbah Maridjan. 

Bahkan, letusan pasa 2010 lalu disebut lebih parah dibanding dengan letusan gunung tersebut pada 1872. 

Baca Juga: Jajan Murah dan Hemat Hanya Rp1, Simak Caranya di Sini

Baca Juga: Resuffle Semua Menteri Kecuali 3 Terbaik, Dedy Mawardi: Bukan Hanya Relawan Jokowi Tapi Juga Rakyat

Melansir RRI, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebutkan jika erupsi Gunung Merapi semakin dekat dengan waktunya. 

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan jika waktu erupsi Gunung Merapi sudah semakin dekat. Namun, erupsi kali ini tidak akan separah tahun 2010.

"Pemendekan jarak Electronic Distance Measurement (EDM) juga terukur dari pos-pos dan titik-titik ukur yang ada di sekeliling Merapi. Hal ini menunjukkan bahwa waktu erupsi berikutnya sudah semakin dekat," kata Hanik dalam acara Dasawarsa Merapi 'Refleksi Merapi 2010 untuk Mitigasi di Masa Pandemi' yang diselenggarakan secara daring, Senin 26 Oktober 2020 lalu.

"Diperkirakan tidak akan sebesar 2010 dan cenderung mengikuti perilaku erupsi pada tahun 2006," sambungnya.

Lalu, ia menjelaskan ada 3 jenis erupsi pada Gunung Merapi yang terjadi dari tahun 2006 sampai saat ini. Namun, status Merapi hingga saat ini masih pada level waspada. 

Baca Juga: Menteri Kesehatan Era SBY Bebas dari Penjara, Siti Fadilah Supari Telah Jalani Hukuman 4 Tahun

"Terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik menunjukkan proses pergerakan magma menuju permukaan. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif. Jarak aman tetap lebih dari 3 km dari puncak. Status masih waspada," paparnya.

"Aktivitas Merapi saat ini berbeda dengan erupsi tahun 2010 dan berbeda erupsi 2006. Ada 3 erupsi dengan karakter yang berbeda. Sudah 2 tahun lebih di mana erupsi didominasi dengan gas bersifat eksplosif tetapi dengan indeks eksplosifitas rendah yaitu satu atau jika dibanding dengan erupsi tahun 2010 seperseribu dan seperseratus jika dibanding dengan indeks erupsi tahun 2006," sambungnya.

Dia menambahkan, potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif. 

"Area dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia," ungkapnya. 

Baca Juga: Sedih Banget Natasha Wilona Pamit dari Sinetron Anak Band yang Tayang di SCTV, Ini Profil nya

Untuk diketahui, soal aktivitas Gunung Merapi, berdasarkan data pengamatan dua pekan terakhir nampak ada peningkatan kegempaan.

Laporan mingguan aktivitas Merapi tanggal 23-29 Oktober 2020, tercatat ada ratusan gempa di Merapi. Rinciannya, 81 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 864 kali gempa Fase Banyak (MP), 10 kali gempa Low Frekuensi (LF).

Selain itu, terjadi 367 kali gempa Guguran (RF), 286 kali gempa Hembusan (DG) dan 7 kali gempa Tektonik (TT).

Baca Juga: Viral Foto KTP Terlalu Cantik, Ternyata Siswi SMAN 2 Cimahi ini Penyanyi The Voice Kids Tim Agnez Mo

Sebagai perbandingan, pada periode 16-22 Oktober 2020, BPPTKG mencatat ada 167 kali gempa Hembusan (DG), 63 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 433 kali gempa Fase Banyak (MP), 23 kali gempa Low Frekuensi (LF), 170 kali gempa Guguran (RF), dan 16 kali gempa Tektonik (TT).

Bukan hanya gempa, laju pemendekan di Merapi juga mengalami perubahan. Pada periode minggu sebelumnya tercatat laju pemendekan sebesar 2cm/hari.

Pada periode pengamatan 23-29 Oktober menjadi 4cm/hari. ***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x