Ia dan komunitas pedagang gorengan lainnya ramai-ramai menaikkan harga, mengikuti melonjaknya harga minyak goreng.
"Semua rata-rata naik Rp500. Kami juga menyiasatinya dengan lebih menghemat menggunakan minyak goreng dan bahan lain, seperti tepung terigu yang juga naik," ujar Sutiyah.
Dengan turunnya harga minyak goreng, tidak serta merta membuat pemilik usaha Pawon Si Kos itu menurunkan harga, karena harga bahan baku lainnya, seperti terigu terbilang masih tinggi.
Sementara itu anggota UKM Cibodas Jasa, Tangerang, Herlina Bahar mengatakan bahwa minyak goreng satu harga benar-benar akan membantu produksi para pelaku UKM.
Pemilik usaha katering dan kue bernama Dapur Almoira tersebut mengaku sangat membutuhkan minyak goreng untuk proses produksinya.
"Kalau turun menjadi Rp14.000 per liter pasti sangat membantu sekali. Meskipun saya berharap harga kembali ke Rp19.000 per dua liter. Tapi untuk saat ini kami merasa terbantu," ujar Herlina.
Pemerintah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dengan harga terjangkau, di mana dengan tingginya harga minyak goreng, pemerintah menetapkan kebijakan satu harga minyak goreng setara Rp14.000 per liter dimulai Rabu (19/1) pukul 00.01 WIB.
Kebijakan Minyak Goreng Satu Harga merupakan upaya lanjutan pemerintah untuk menjamin ketersediaan minyak goreng dengan harga terjangkau.