Makin Bertambah Banyak, Ditemukan 142 Kasus Gangguan Ginjal Akut di DKI Jakarta, 70 Pasien Telah Meninggal

31 Oktober 2022, 17:02 WIB
Ilustrasi gagal ginjal akut. Bareskrim Polri akan melakukan pemeriksaan terhadap dua perusahan farmasi yang disebut BPOM terkait kasus gagal ginjal akut. /Pixabay/Eksavang Khounphinith

BAGIKAN BERITA – Sebanyak 142 pasien di DKI Jakarta terkonfirmasi mengalami gangguan ginjal akut progresif atipikal atau acute kidney injury (AKI).

Hal tersebut berdasarkan data yang dikeluarkan oleh pemerintah provinsi Dki Jakarta melalui Dinas Kesehatan.

Di DKI Jakarta, jumlah penderita gangguan ginjal akut bertambah sebanyak 7 penderita dari sebelumnya sebanyak 135 kasus.

Data tersebut dihimpun dari bulan Januari 2022 hingga Minggu 30 Oktober 2022

Baca Juga: Jalan Berliku Ciro Alves Bersama Persib di Liga 1 2022-2023: Sempat Down Saat Cedera Patah Tulang Bahu

Kepala Dinkes DKI Widyastuti mengungkapkan, ada 70 pasien yang meninggal, 50 pasien yang sembuh, dan 22 pasien yang masih dalam perawatan di rumah sakit dari 142 kasus itu.

“Perlu dicermati bahwa data kita adalah hasil hospital record review artinya tim secara aktif dari Dinas Kesehatan bersama seluruh rumah sakit maupun puskesmas yang ada di DKI proaktif mencari ke belakang, data sejak Januari sampai dengan sekarang,” ujar Widy kepada wartawan, di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin 31 Oktober 2022.

Masih dari keterangan Widy, antidotum atau obat penawar telah didistribusikan Kemenkes langsung ke rumah sakit rujukan.

“Di Jakarta saat ini masih dibagikan, didistribusi ke rumah sakit yang merawat. Kemarin masih langsung ke fasilitas kesehatan karena jumlah kasusnya masih relatif belum banyak dan terfokus di beberapa rumah sakit saja sehingga supaya cepat langsung ke fasilitas kesehatan yang merawat,” jelasnya.

Baca Juga: Tabel Pinjaman dan Angsuran KUR BRI November 2022, Pinjaman Modal hingga Rp100 Juta Tanpa Jaminan Tambahan

“Tidak menutup kemungkinan langsung akan bergerak berbeda sesuai dengan kondisi, seperti halnya distribusi obat maupun vaksin, biasanya juga bisa melalui Dinkes,” tandasnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyampaikan sebanyak 26 obat Fomepizole untuk gangguan ginjal akut atipikal progresif (GgGAPA) telah tiba di Indonesia pada Minggu 23 Oktober 2022.

“(Fomepizole) datang hari ini, dibawa, diterbangkan. Nanti ada orang yang ambil,” ujar Budi Gunadi.

Menurut Budi, jumlah obat Fomepizole yang datang sebanyak 26 vial. Dia menyebut obat yang terbilang masih langka itu didatangkan pemerintah dari Singapura dan Australia.

Baca Juga: Sedang Jalani Pemulihan, Paul Pogba Kembali Dilanda Cedera Baru dan Terancam Gagal Ikut Piala Dunia 2022

“Kita dapat dari Singapura 10 vial, lalu dari Australia 16 vial. Jadi, saya berterima kasih karena obat ini masih langka. Saya telepon Menteri Kesehatan Singapura dan Australia,” tuturnya.

Budi mengatakan kedatangan Fomepizole yang termasuk jenis antidotum atau antidot (antidote) sebagai obat penawar untuk mengatasi keracunan ini bagian dari pesanan pemerintah sebanyak 200 vial.

Artinya, lanjut Menkes Budi, kedatangan 200 vial obat tersebut akan dilakukan secara bertahap. Tahap awal baru 26 vial dulu dan untuk sisanya menyusul.

Fomepizole dapat menangani gangguan ginjal akut yang mampu mengikat zat berbahaya dalam tubuh. Penggunaan obat ini dengan cara injeksi melalui injeksi pada pembuluh darah vena (intravena).***

Editor: Ahmad Taofik

Tags

Terkini

Terpopuler