"Saya terus terang, sebelum saya ditugaskan Presiden di sini, apa yang disampaikan Cinta Laura ini biasa saya pidatokan berjam-jam di depan kader-kader Ansor dan Banser," tuturnya.
Baca Juga: Reyna Temukan Alat Penyadap, Aldebaran Siap Bongkar Kejahatan Bos Felix di Ikatan Cinta
Acara itu dihadiri pula oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim serta sejumlah tokoh nasional lain.
Cinta Laura dalam pidatonya menyampaikan soal pentingnya menghargai perbedaan termasuk dalam beragama.
Baca Juga: Dompet Kering jadi Tebel, Ini 7 Cara Cek Penerima BPUM 2021 UMKM di banpresbpum.id, Cair Rp1,2 Juta
Cinta Laura mengutip pernyataan filsuf Prancis, Rene Descartes. "Dia (Descartes) mengatakan, manusia adalah makhluk yang finite atau terbatas. Sedangkan Tuhan adalah sosok yang infinite atau tidak terbatas," kata Cinta Laura.
"Oleh karena itu, bagaimana kita sebagai makhluk yang terbatas merasa mempunyai kemampuan untuk mengerti sesuatu yang jauh di luar kapasitas kita."
"Inilah salah satu akar dari masalah kita miliki dalam masyarakat Indonesia sekarang. Karena pemahaman yang terbatas dan tidak kritis, orang-orang terjebak dalam cara berpikir di mana mereka telah memanusiakan Tuhan."
"Merasa memiliki hak dalam mendikte kemauan Tuhan, merasa tahu pikiran Tuhan, dan merasa berhak bertindak atas nama Tuhan. Inilah yang akhirnya sering kali berubah menjadi sifat radikal," kata Cinta Laura.*** (Rio Rizky Pangestu/PR)