Bolehkah Membaca Surat Yasin setelah Isya di Malam Nisfu Sya'ban? Berikut Hukum dan Penjelasan Para Ulama

- 24 Februari 2024, 13:52 WIB
Ilustrasi Bacaan Surat Yasin yang dibaca saat malam Nisfu Sya'ban.
Ilustrasi Bacaan Surat Yasin yang dibaca saat malam Nisfu Sya'ban. /Pixabay/Fauzan My

BAGIKAN BERITA – Setiap tahun, umat Islam memperingati malam Nisfu Sya'ban yang pada tahun ini jatuh pada Sabtu (malam Ahad) tanggal 24 Februari 2024. Malam Nisfu Sya'ban dianggap sebagai malam yang penuh berkah dan keistimewaan dalam tradisi Islam. Umat Islam di seluruh dunia memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan ibadah, memohon ampunan, dan memperbanyak amal shaleh. Salah satu amalan yang umum dilakukan di Indonesia adalah membaca surah Yasin setelah shalat Maghrib atau Isya.

Membaca surah ini dianggap sebagai ibadah yang sangat dianjurkan karena diyakini memiliki keutamaan dan pahala besar. Surah Yasin termasuk surah yang penuh berkah dan rahmat dari Allah SWT, sehingga banyak yang meyakini bahwa membacanya sebanyak 3 kali setelah shalat Maghrib atau Isya di malam Nisfu Sya'ban dapat membawa berkah dan perlindungan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bagaimana hukumnya membaca surah Yasin setelah Isya di malam Nisfu Sya'ban?

Ibnu Nujaim al-Mishri dalam kitabnya, Bahr al-Ra'iq syarah Kanz ad-Daqaiq, menjelaskan bahwa pada malam Nisfu Sya'ban dianjurkan untuk menghidupkan malam tersebut dengan membaca Al-Qur'an, berdoa, dan berzikir. Malam ini termasuk dalam 5 malam mulia yang dianjurkan untuk beribadah kepada Allah.

Ibnu Nujaim menyebutkan bahwa ada lima malam yang disunnahkan untuk meningkatkan amalan, antara lain malam 10 terakhir bulan Ramadhan, dua malam Hari Raya (Idul Fitri dan Adha), malam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, dan malam Nisfu Sya'ban. Amalan yang dianjurkan pada malam-malam tersebut adalah beribadah, seperti shalat, membaca Al-Qur'an, zikir, dan berdoa.

Baca Juga: Kondisi Terbaru Ammar Zoni setelah Dua Bulan di Dalam Penjara, Begini Kata Pengacara!

ومن المندوبات إحياء ليالي العشر من رمضان وليلتي العيدين وليالي عشر ذي الحجة وليلة النصف من شعبان كما وردت به الأحاديث وذكرها في الترغيب والترهيب مفصلة والمراد بإحياء الليل قيامه وظاهره الاستيعاب ويجوز أن يراد غالبه ويكره الاجتماع على إحياء ليلة من هذه الليالي في المساجد قال في الحاوي القدسي ولا يصلى تطوع بجماعة غير التراويح وما روي من الصلوات في الأوقات الشريفة كليلة القدر وليلة النصف من شعبان وليلتي العيد وعرفة والجمعة وغيرها تصلى فرادى انتهى

Artinya: “Di antara amalan yang dianjurkan adalah menghidupkan malam-malam sepuluh terakhir Ramadhan, dua malam Idul Fitri dan Idul Adha, malam-malam sepuluh pertama Dzulhijjah, dan malam Nisfu Sya'ban sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits dan disebutkan secara rinci dalam kitab "At-Targhib wa At-Tarhib”.

Yang dimaksud dengan menghidupkan malam adalah melakukan ibadah malam, dan secara lahiriah berarti menunaikan seluruhnya. Diperbolehkan juga untuk menunaikan sebagian besarnya. Diperbolehkan untuk berkumpul menghidupkan malam-malam tersebut di masjid. Disebutkan dalam kitab “Al-Hawi Al-Qudsi”: “Tidak disunnahkan shalat sunnah berjamaah selain shalat tarawih. Shalat-shalat yang diriwayatkan pada waktu-waktu istimewa seperti Lailatul Qadar, Nisfu Sya'ban, dua malam Idul Fitri dan Idul Adha, Arafah, dan Jumat, dikerjakan secara sendirian [munfarid].” (Ibnu Nujaim al-Mishri, Bahr al-Ra'iq syarah Kanz ad- Daqaiq, [Oman: Darul Kutub Al-Ismali,tt ], Jilid II, halaman 56.

Pendapat tentang anjuran untuk melakukan ibadah juga dijelaskan oleh Imam Syafi'i dalam kitab al-Umm, bahwa ada lima malam yang sangat baik untuk berdoa, salah satunya adalah malam Nisfu Sya'ban. Malam Nisfu Sya'ban merupakan malam pengampunan dan pembebasan dari neraka. Pada malam ini, Allah SWT mengabulkan doa hamba-Nya yang memohon kepada-Nya.

Halaman:

Editor: Ahmad Taofik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x