Jangan Dulu Mengerjakan Amalan Rebo Wekasan Sebelum Memahami 3 Hal Ini, Simak Baik-baik Pendapat Para Ulama

5 Oktober 2021, 19:10 WIB
Ilustrasi mitos dan fakta rebo wekasan yang bertepatan jatuh pada besok, 6 Oktober 2021. /Tangkapan layar/Muslim.or.id

 

BAGIKAN BERITA – Bulan Safar dalam kalender Hijriyah atau Kalender Islam akan segera berakhir.

Sebelum berakhir, ada hari dimana banyak dari sebagian umat Islam meyakini sebagai hari penting.

Yakni, Rebo Wekasan yang oleh umat Islam terutama di Pulau Jawa banyak diisi oleh dzikir serta amaliyah.

Baca Juga: Inilah Amalan Rebo Wekasan Malam Ini, Dianjurkan Sholat untuk Menolak Segala Mara Bahaya dalam Hidup di Dunia

Rebo Wekasan diyakini sebagai hari diturunkannya berbagai macam penyakit atau cobaan dari langit ke muka bumi.

Oleh karenanya, umat Islam dianjurkan memperbanyak dzikir dengan amalam-amalan yang sudah diajarkan.

Berdasarkan kalender nasional atau masehi, Rebo Wekasan tahun 2021 jatuh pada Rabu, 6 Oktober 2021.

Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab WhatsApp dan Facebook Jadi Down dan Error

Rebo Wekasan atau Rabu terakhir di bulan Safar ini pun kerap dikaitkan dengan beberapa amalan.

Lalu, bagaimana dalam panduan Islam soal Rebo Wekasan atau Rabu terakhir di bulan Safar ini?

Dikutip dari bebagai sumber, Abdul Hamid Quds dalam kitabnya Kanzun Najah Was-Surur fi Fadhail al-Azminah wash-Shuhur menjelaska, banyak para wali Allah yang mempunyai pengetahuan spiritual tinggi mengatakan bahwa pada setiap tahun, Allah menurunkan 320.000 macam bala bencana ke bumi.

Bala bencana itu pertama kali terjadi pada Rabu terakhir di bulan Safar. Tidak heran, tidak sedikiy yang meyakini jika hari tersebut merupakan waktu terberat sepanjang tahun.

Baca Juga: Puasa Sunnah yang Paling Disukai Allah SWT adalah Puasa Nabi Daud, Ini 3 Manfaatnya

Sejak saat itu, munculah amalan-amalan saat Rebo Wekasan atau Rabu terakhir di bulan Safar, seperti anjuran salat 4 rakaat (nawafil, sunah), di mana setiap rakaat setelah al-Fatihah dibaca surat al-Kautsar 17 kali lalu surat al-Ikhlash 5 kali, surat al-Falaq dan surat an-Naas masing-masing sekali.

Lalu setelah salam membaca doa, maka Allah dengan kemurahan-Nya akan menjaga orang yang bersangkutan dari semua bala bencana yang turun di hari itu sampai sempurna setahun.

Mengenai amalan-amalan di atas, mengutip KH Abdul Kholik Mustaqim, Pengasuh Pesantren al-Wardiyah Tambakberas Jombang, para ulama menolak adanya bulan sial dan hari nahas Rebo Wekasan.

Baca Juga: Kostum 'Squid Game' Paling Banyak Dicari untuk Pesta Halloween, Segini Harga Kostumnya

Berikut tiga argumen dan alasan para ulama:

1. Tidak ada nash hadits khusus untuk akhir Rabu bulan Safar, yang ada hanya nash hadits dlaif yang menjelaskan bahwa setiap hari Rabu terakhir dari setiap bulan adalah hari naas atau sial yang terus menerus. Dan hadits dlaif ini tidak bisa dibuat pijakan kepercayaan.

2. Tidak ada anjuran ibadah khusus dari syara. Ada anjuran dari sebagian ulama tasawuf namun landasannya belum bisa dikategorikan hujjah secara syari.

3. Shalat khsuus seperti itu tidak boleh, kecuali hanya sebatas shalat hajat lidaf’il bala’ al-makhuf (untuk menolak balak yang dihawatirkan). Atau nafilah mutlaqah (shalat sunah mutlak) sebagaimana diperbolehkan oleh syara, karena hikmahnya adalah agar manusia bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah Taala.*** (Asep Syahmid/PR Bogor)

Disclaimer: Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat Bogor berjudul “3 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Melaksanakan Amalan Rebo Wekasan atau Rabu Terakhir di Bulan Safar

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Pikiran Rakyat Bogor

Tags

Terkini

Terpopuler