Namun, tidak semua orang bisa mewujudkan harapannya menjadi tamu Allah di rumah-Nya. Karena ibadah haji termasuk ibadah mewah. Sulit dikerjakan tanpa menyediakan dana puluhan juta rupiah. Sekiranya ada dana, itu pun masih terganjal kuota.
Begitu sulit meraih pahala haji. Bagi yang tidak berkemampuan, hanya bisa menumpahkan kerinduan itu di dalam doadoanya.
Bagaimana bagi mereka yang tidak mampu, apakah cukup dengan mengelus dada seraya berdoa sambil menggantungkan harapan yang kemungkinan tidak tercapai? Tidak harus demikian.
Allah SWT Maha Memberi Motivasi dan Rasul-Nya pandai menghibur. Sesungguhnya, agama ini dibangun atas dasar kemudahan, tiada mempersulit dan tanpa paksaan bagi yang tidak berkemampuan.
Baca Juga: Curhatan Zaskia Adya Mecca, Melihat Anaknya Demam untuk Pertama Kali: Patah Hati Rasanya!
“Allah menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 185) Allah memahami kadar kemampuan hamba-Nya, sehingga Dia tidak mewajibkan sesuatu melainkan sesuai dengan kemampuan hamba-Nya.
Islam sangat memahami keterbatasan atau uzur yang menimpa pemeluknya. Sehingga, pada kondisi demikian, Islam membuka pintu seluas-luasnya beberapa “ibadah pelipur lara” melalui amalan tertentu sebagai pengganti untuk meraih pahala haji atau umroh.
Tujuannya, agar surga Allah itu bisa diwarisi oleh mereka yang beriman dan beramal saleh, apa pun “kasta”-nya.
Baca Juga: Inilah 5 Tips agar Keimanan Kita Kuat Ketika Ditimpa Musibah, Nomor 3 Wajib Dilakukan Setiap Orang