Inilah Lafal Niat Puasa Asyura 10 Muharram, Kamis 19 Agustus 2021, Berikut Keutamaan Puasa Sunnah Asyura

- 18 Agustus 2021, 22:03 WIB
Ilustrasi Puasa Asyura.
Ilustrasi Puasa Asyura. /Pixabay

BAGIKAN BERITA - Besok, dalam penanggalan tahun Hijriyah adalah Hari Asyura yang merupakan tanggal 10 Muharram. 

Hari Asyura memiliki banyak sejarah dalam agama Islam. Di tanggal 10 Muharram, berbagai sejarah tercipta, salah satunya selamatnya Nabi Nuh dalam banjir besar, keluarnya Nabi Ibrahim dalam kobaran abi dan lainnya. 

Melansir NU Online, Rasulullah SAW sendiri dalam riwayat Muslim mengatakan bahwa ia akan menunaikan puasa tasu’a atau Asyura sekiranya ada umur pada tahun mendatang.

Baca Juga: Pengertian Jahiliyah Modern dan 4 Cara Mengatasinya

Artinya, “Dari Abdullah bin Abbas RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Kalau sekiranya aku hidup hingga tahun depan, niscaya aku kan puasa pada hari Sembilan (Muharram)’ pada riwayat Abu Bakar ia berkata, yakni ‘pada hari sepuluh (Muharam),’" (HR Muslim). 

Dalam konteks puasa sunah Asyura (10 Muharram), ulama berbeda pendapat perihal ta‘yin (penyebutan nama ibadahnya). Sebagian ulama menyatakan bahwa seseorang harus mengingat ‘puasa sunah Asyura saat niat di dalam batinnya. 

Sebagian ulama lain menyatakan bahwa tidak wajib ta’yin. Hal ini dijelaskan oleh Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami sebagai berikut: 

Baca Juga: 4 Langkah Cepat Cara Cek Banpres BPUM atau BLT UMKM 2021 Rp1,2 juta di eform.bri.co.id dan banpresbpum.id

 “Perkataan ‘Tetapi mencari…’ merupakan ungkapan yang digunakan di Mughni, Nihayah, dan Asna. Bila ditanya, Imam An-Nawawi berkata di Al-Majmu‘, ‘Ini yang disebutkan secara mutlak oleh ulama Syafi’iyyah. Semestinya disyaratkan ta’yin (penyebutan nama puasa di niat) dalam puasa rawatib seperti puasa ‘Arafah, puasa Asyura, puasa bidh (13,14, 15 setiap bulan Hijriyah), dan puasa enam hari Syawwal seperti ta’yin dalam shalat rawatib’. Jawabnya, puasa pada hari-hari tersebut sudah diatur berdasarkan waktunya. 

Tetapi kalau seseorang berniat puasa lain di waktu-waktu tersebut, maka ia telah mendapat keutamaan sunah puasa rawatib tersebut. Hal ini serupa dengan sembahyang tahiyyatul masjid. Karena tujuan dari perintah puasa rawatib itu adalah pelaksanaan puasanya itu sendiri terlepas apapun niat puasanya. Guru kami menambahkan, di sinilah bedanya puasa rawatib dan sembahyang rawatib,” (Lihat Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami, Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj)

Untuk memantapkan hati, ulama menganjurkan seseorang untuk melafalkan niatnya. 

Baca Juga: 4 Tata Cara Cek Pencairan Penerima Bantuan PNM Mekar Bank BNI Tahap 3, Siapkan Dokumen Penting Ini

Berikut ini contoh lafal niat puasa sunah Asyura:

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ. 

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”

Orang yang mendadak di pagi hari ingin mengamalkan sunah puasa Asyura diperbolehkan berniat sejak ia berkehendak puasa sunah. Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib (menurut mazhab Syafi’i). 

Baca Juga: Presiden Afghanistan Kabur, Inilah yang Jadi Pengganti Sementara

Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh. Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Asyura di siang hari.

Berikut ini lafal Niat Puasa Asyura

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ 

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura hari ini karena Allah SWT.” Wallahu a’lam. ***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x