Pertarungan pun dimulai dan berlangsung lama karena keduanya sama-sama memiliki kesaktian.
Menginjak hari ketujuh pertarungan, Blacak Ngilo kelelehasan. Tapi karena kesombongannya, timbullah akal licik Blacak Ngilo untuk melarikan diri dari gelanggang pertarungan.
Blacak Ngilo masuk ke perut bumi, kemudian dikejar Sunan Bonang.
Baca Juga: Resep Bikin Rendang Daging untuk Menu hidangan saat Lebaran Idul Adha
Terjadi kejar-kejaran antara Blajar Ngilo dan Sunang Bonang di dalam tanah.
Setiap kali Blacak Ngilo muncul, di belakangnya sudah ada Sunan Bonang. Blacak Ngilo hingga berlari ke Tuban, Sunan Bonan pun tetap ikut munculdi belakangnya.
Karena kelelahan, Blacak Ngilo meminta waktu untuk istirahat. Dia bersandar di suatu tempat.
Tempat sandaran atau semende Blacak Ngilo pun dinamakan Desa Menden yang berasal dari kata Semenden atau bersandar.
Singkat cerita, Bacak Ngilo sudah tak mampu lagi melawan Sunan Bonang. Hingga akhirnya dia menyerah dan menerima syarat yang diajukan Sunan Bonang yaitu masuk Islam.
Akhirnya Blacak Ngilu menjadi murid Sunan Bonang dan menyebarkan Islam wilayah di Menden.***