Setelah Kabur ke Tengah Laut, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Akan Mengundurkan Diri pada 13 Juli

11 Juli 2022, 09:30 WIB
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri. /Andy Buchanan/Pool/REUTERS/

BAGIKAN BERITA – Masyarakat Sri Lanka mengamuk dan menyerang rumah Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa pada demonstrasi besar-besaran Sabtu 9 Juli 2022.

Menghindari amukan massa, Gotabaya Rajapaksa pun kabur dengan menggunakan kapal SLNS Gajabahu ke tengah laut.

Pejabat keamanan Sri Lanka menginformasi bahwa Rajapaksa akan tinggal sementara dalam kapal laut tersebut dan kembali ke daratan setelah situasi terkendali.

“Ini adalah rencana darurat yang harus diaktifkan lebih awal dari yang diantisipasi,” kata pejabat itu sebagaimana dimuat seperti dimuat News18.

Menurut laporan berbagai media lokal negara setempat, Rajapaksa pergi meninggalkan rumahnya pada Jumat 8 Juli 2022 sebelum demonstrasi besar-besaran selama akhir pekan.

Baca Juga: Merasa Dirugikan, PSSI PSSI Berniat Ajukan Protes Resmi ke AFF Terkait Laga Thailand VS Vietnam di Grup A

Berita terbaru, Gotabaya Rajapaksa aakn mengundurkan diri dari jabatannya pada 13 Juli mendatang.

Hal ini menyusul permintaan yang diajukan oleh para pemimpin partai politik. Presiden Rajapaksa telah menginformasikan kepada ketua parlemen negara itu Mahinda Yapa Abeywardena terkait pengunduran dirinya.

Kantor ketua parlemen Sri Lanka itu mengatakan kepada Xinhua bahwa Presiden Rajapaksa mengungkapkan keputusannya menyusul permintaan yang diajukan oleh para pemimpin partai politik negara tersebut.

Yapa Abeywardena mengatakan melalui video bahwa Rajapaksa sudah memberi tahunya bahwa sang presiden akan mengundurkan diri.

Baca Juga: Indonesia Gagal ke Semifinal AFF U-19, Bagaimana Nasib Shin Tae-yong? Begini Kata Ketua PSSI Mochamad Iriawan

”Keputusan untuk mundur pada 13 Juli diambil untuk memastikan penyerahan kekuasaan secara damai,” kata Abeywardena.

”Karena itu, saya meminta masyarakat untuk menghormati hukum serta menjaga perdamaian,” ujarnya.

Sebelumnya pada hari yang sama, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe setuju untuk mengundurkan diri setelah para pemimpin partai di parlemen mendesak dirinya dan presiden untuk mundur.

Ranil Wickremesinghe juga mengatakan bahwa dirinya bersedia mengundurkan diri untuk memberi jalan bagi pembentukan pemerintahan yang melibatkan semua partai, kata kantornya, Sabtu petang.

Jika memang jadi mundur, Rajapaksa berarti menyerah pada tekanan setelah negara itu seharian menghadapi protes yang disertai kekerasan.

Baca Juga: Gara-gara Hal ini, Indonesia Gagal ke Semifinal Piala AFF U-19 meskipun Menang Lawan Myanmar 5-1

Dalam rangkaian protes itu, para pengunjuk rasa pada Sabtu menyerbu kediaman resmi sang presiden dan membakar kediaman perdana menteri di Kolombo.

Baik Rajapaksa maupun Wickremesinghe sedang tidak berada di kediaman mereka ketika lokasi-lokasi itu diserang.

Pengumuman soal pengunduran diri itu disambut dengan pesta kembang api di kota tersebut. Namun, Presiden Rajapaksa sendiri belum mengeluarkan pernyataan.

Pengumuman itu juga muncul setelah protes anti pemerintah --yang sebagian besar secara damai-- berlangsung secara dramatis selama berbulan-bulan menyangkut krisis ekonomi parah di negara berpenduduk 22 juta orang itu.

Baca Juga: Peringatan bagi Jeje dan Kawan-kawan yang Nongkrong di Sudirman, Bisa Kena Sanksi kalau Lakukan Hal Ini

Belum jelas apakah pengumuman soal rencana pengunduran diri itu akan memadamkan kemarahan rakyat. Perincian soal bagaimana pengalihan kekuasaan akan dilakukan juga belum diketahui.

Namun, ketua DPR sudah menguraikan proposal yang dihasilkan dari pertemuan partai-partai politik pada Sabtu.

Di antara usul yang tercakup dalam proposal tersebut adalah bahwa parlemen dalam waktu satu pekan ini akan menunjuk presiden sementara.***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler