Mengerikan! Sudah 70 Orang Demonstran Tewas Sejak Kudeta Pertama Kali Dilakukan Junta Militer Myanmar

- 13 Maret 2021, 22:21 WIB
ilustrasi,Mengerikan! Sudah 70 Orang Demonstran Tewas Sejak Kudeta Pertama Kali Dilakukan Junta Militer Myanmar
ilustrasi,Mengerikan! Sudah 70 Orang Demonstran Tewas Sejak Kudeta Pertama Kali Dilakukan Junta Militer Myanmar /Pixabay/

BAGIKAN BERITA - Kekerasan yang dilakukan polisi yang didukung junta militer Myanmar sampai saat ini sudah menelan korban jiwa sebanyak 70 orang tewas dari kalangan demonstran yang menentang kudeta.

Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) dalam keteranganya yang diperoleh Reuters pada Sabtu 13 Maret 2021 mengatakan bahwa 70 orang demonstran tewas sejak 1 Februari 2021 saat pertama kali junta militer Myanmar melakukan kudeta.

70 orang yang tewas ini tersebar di berbagai kota di Myanmar dan sebagian besarnya karena ditembak oleh polisi yang didukung junta militer.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca 14 Maret 2021: Hati-Hati! Sedia Payung Bandung akan Hujan dari Siang hingga Malam Hari

Dalam berita terbaru dilaporkan bahwa, ada enam orang tewas akibat penembakan yang dilakukan polisi Myanmar saat menindak keras para demonstran di berbagai wilayah.

Dua saksi mata mengatakan bahwa tiga orang tewas dan beberapa orang lainnya luka-luka di kota Mandalay yang merupakan kota terbesar kedua di Myanmar, saat demonstran melakukan aksi duduk untuk menentang kudeta dan diserang polisi dengan tembakan.

Sedangkan di kota Pyay, menurut media lokal disebutkan seorang demonstran meninggal dunia, setelah polisi mencegat ambulan yang berisi korban luka-luka dan seorang yang luka tersebut meninggal dunia karena terlambat ditangani.

Baca Juga: Waduh, Alasan Keamanan Nasional, Sri Lanka akan Melarang Pemakaian Burkak dan Menutup 1.000 Madrasah

Sedangkan di kota Yangon, masih menurut laporan media lokal disebutkan dua orang meninggal dunia karena tembakan polisi saat berunjuk rasa untuk menuntut pembebasan temanya yang ditangkap aparat kepolisian.

Seperti diketahui, Protes massal dan tindakan pembangkangan sipil telah terlihat di seluruh Myanmar sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari 2021.

Para pengunjuk rasa telah menyerukan diakhirinya kekuasaan militer dan pembebasan para pemimpin pemerintah terpilih negara itu - termasuk Aung San Suu Kyi - yang digulingkan dan ditahan dalam kudeta tersebut.

Baca Juga: UP DATE COVID-19 Sabtu 13 Maret 2021: Sudah 38.329 Orang Meninggal Dunia di Indonesia, Hati-Hati!

Kudeta dan penindasan dengan kekerasan terhadap protes yang mengikutinya telah menyebabkan kecaman internasional, yang sejauh ini diabaikan oleh militer Myanmar.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan insiden kemarin sebagai hari paling kejam sejak demonstrasi menentang kudeta militer bulan lalu pertama kali meletus.

“Polisi dan tentara melepaskan tembakan dengan peluru tajam dengan sedikit peringatan,” kata saksi mata seperti dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Nissa Sabyan Akhirnya Muncul untuk Rilis Album Terbaru, Netizen Malah Minta Klarifikasi Selingkuh dengan Ayus

Aksi brutal yang dilakukan militer myanmar kepada para pengunjuk rasa mendapat kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), melalui juru bicara bidang hak asasi manusia PBB, Ravina Shamdasani meminta militer menghentikan aksi kekerasan tersebut.

"Kami mengutuk keras kekerasan yang meningkat terhadap protes di Myanmar dan menyerukan kepada militer untuk segera menghentikan penggunaan kekuatan terhadap pengunjuk rasa damai," ujarnya ***

 

Editor: Ali Bakti

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x