BAGIKAN BERITA - Pertempuran hebat kembali terjadi di Yaman utara yang menewaskan 67 dari pihak pasukan Houthi yang di dukung Iran melawan pasukan pro-pemerintah Yaman yang didukung pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi pada Selasa 28 September 2021.
Pertempuran tersebut terjadi akibat serangan yang dilakukan pasukan Houthi ke benteng terakhir pasukan pro pemerintah di kota Marib yang kaya minyak, Namun diserang balik oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi, menyebabkan korban tewas dari pasukan yang didukung Iran ini mencapai 67 orang.
Pasukan pro-pemerintah yang didukung koalisi pimpinan Arab Saudi melakukan serangan balik dengan menggunakan pesawat-pesawat tempurnya dan membuat pasukan Houthi tidak bisa bergerak terlalu jauh ke kota Marib.
Baca Juga: Reyna Temukan Alat Penyadap, Aldebaran Siap Bongkar Kejahatan Bos Felix di Ikatan Cinta
Dilaporkan kantor berita AFP, pada Selasa 28 September 2021, serangan udara yang dilakukan Pasukan pro-pemerintah telah menewaskan 58 pasukan dan 9 loyalis Houthi.
"58 pasukan Houthi dan 9 loyalis tewas dalam pertempuran dan serangan udara di provinsi Marib dan Shabwa dalam 24 jam terakhir," ujar militer Yaman.
Masih menurut sumber tersebut, pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi telah melancarkan lebih 20 kali serangan melalui pesawat-pesawat tempurnya dalam waktu 24 jam terakhir.
"Serangan yang dilancarkan pasukan koalisi menargetkan kendaraan-kendaraan Houthi, titik pertemuan dan bala bantuan di Shabwa dan Marib," tambah sumber militer.
Seperti diketahui Marib, yang berada di sebelah timur ibu kota, adalah benteng terakhir pemerintah Yaman di wilayah utara.
Yaman mulai porak-poranda akibat perang saudara yang telah berkecamuk sejak 2015. Selain itu, keterlibatan tentara koalisi negara-negara Arab pimpinan Arab Saudi ikut memperparah peperangan di Yaman.
Tujuan utama koalisi Arab ikut terlibat dalam konflik tersebut untuk mengalahkan kelompok Houthi serta mengembalikan kekuasaan Presiden Abedrabbuh Mansour Hadi.
Konflik itu dilaporkan menyebabkan lebih dari 110.000 orang tewas; memicu bencana kemanusiaan terburuk di dunia yang mengakibatkan jutaan orang terancam kelaparan, Selain itu, pandemi Covid-19 membuat penduduk negara itu semakin menderita. ***