BAGIKAN BERITA - Kedelai, atau kacang kedelai, adalah salah satu tanaman jenis polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe.
Tempe dan tahu adalah makanan khas Indonesia. Banyak orang memasaknya dengan beraneka hidangan.
Banyak daerah di Indonesia mengolah tahu dan tempe menjadi oleh-oleh atau buah tangan khas daerahnya.
Baca Juga: Cara Membuat Donat Kentang Enak dan Empuk untuk Teman Minum di Rumah, Ternyata Mudah Lho
Konsumsi kedelai di Indonesia mencapai 2,2 juta tons per tahun, dari jumlah itu sekitar 1,6 juta ton harus diimpor. 75% dari jumlah itu diimpor oleh importir
Dan beberapa hari belakangan ini harga kedelai sebagai bahan baku tahu tempe sungguh tak akrab bagi produsen.
Derita ini makin bertambah tatkala hari ini pekan pertama di awal tahun baru harga bahan baku ini merangkak naik.
Tak ayal kenaikan harga bahan baku ini membuat puluhan pengrajin harus mengalami penurunan produksi hingga puluhan persen
Baca Juga: Ketahui Keuntungan Lain Memakai Masker Mulut untuk Kesehatan, Nomor 3 Jarang Diketahui
Mereka terdampak hingga menurunkan produksi yang tidak biasanya, imbas dari tingginya angka pembelian kacang kedelai hingga mendekati angka seratus persen
Untuk diketahui, produsen tahu dan tempe DKI dan Jawa Barat melakukan aksi mogok produksi pada 1 hingga 3 Januari 2021 sebagai bentuk protes pengusaha menyikapi kenaikan harga kedelai yang melangit.
Dampak dari aksi mogok ini makanan favorit masyarakat Indonesia ini susah dicari dari pasaran.
Baca Juga: Inilah Jadwal Alternatif Pembelajaran PAUD dan SD Melalui Siaran di TVRI Semester Genap TA 2020/2021
Para produsen sangat berharap Presiden Joko Widodo bersama Menteri Perdagangan juga terkait yakni Menteri Pertanian dapat mencarikan solusi tepat guna mengendalikan harga kedelai.
Produsen tahu tempe ini berharap pula Presiden Jokowi memberantas para cukong kedelai yang membuat harganya menjadi melonjak hingga para produsen harus menurunkan hasil produksinya
Bahkan imbas dari kenaikan harga yang tak bersahabat ini mampu membuat para produsen harus merumahkan para pekerjanya.***