Berkaca Terjadinya Kasus Pelecehan Tiga Anak di Luwu Timur, Simak 9 Hal yang Dapat Dilakukan untuk Mencegahnya

11 Oktober 2021, 10:00 WIB
ilustrasi kekerasan seksual pada anak. Kasus pelecehan seksual tiga anak di Luwu Timur masih jadi perbincangan /Pixabay - Alexas_Fotos

BAGIKAN BERITA - Saat ini masih dihebohkan dengan berita yang diketahui telah terjadi kasus pelecehan seksual tiga anak dibawah usia 10 tahun di Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Pasalnya kasus pelecehan seksual terhadap tiga anak di Luwu Timur ini dilakukan oleh terduga ayah kandung ketiga anak dan diduga jiga dilakukan oleh dua orang teman terduga.

Kasus pelecehan seksual tiga anak ini mencuat setelah muncul rilis dari Multatuli Project pada 6 Oktober 2021 dan ramai diperbincangkan warganet.

Baca Juga: Jadwal Acara Net TV Senin 11 Oktober 2021: Kurulus Osman Kembali Tayang, Biar Viral, Reply 1988, Boys Over

Usia anak-anak memang merupakan usia rentan masih belum banyak yang diketahui dan dipelajari.

Untuk itu, sudah sepantasnya orang yang lebih dewasa terutama orangtua untuk mendampingi anak-anak.

Berkaca dari kasus pelecehan seksual terhadap tiga anak di Luwu Timur, berikut 10 hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual terhadap anak.

Baca Juga: Cerita Horor CreepyPasta: Kisah Misteri Pengalaman Pemburu yang Menginap di Pondok dalam Hutan Lebat

  1. Bergabung Dalam Komunitas Relawan

Orang dewasa atau orangtua anak-anak dapat melibatkan diri dengan bergabung kedalam komunitas untuk belajar dan saling membantu anak-anak dan keluarga yang rentan mengalami pelecehan seksual.

Anda bisa memulainya dari grup kecil yang mungkin ada di lingkungan terdekat rumah maupun di sekolah.

  1. Disiplinkan Anak-anak dengan Penuh Pertimbangan

Jangan pernah mendisiplinkan anak-anak saat anda sedang dalam keadaan penuh emosional, tenangkan diri dan ingatlah bahwa kedisiplinan adalah cara anda mengajarkan anak-anak.

Gunakan waktu anda dan berikan hak anak dengan mendorong perilaku yang baik dan membantu anak-anak mendapatkan kendali dirinya.

Baca Juga: Alhamdulillah Cair, Penerima BSU atau BLT Ditambah 1,7 Juta Pekerja, Buruan Cek di WA BPJS Ketenagakerjaan

  1. Periksa Kembali Perilaku Anda

Pelecehan tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam bentuk perilaku atau kata-kata yang bisa saja menimbulkan luka dalam yang bertahan lama.

Jadilah orang dewasa yang mengasuh dan perlihatkan tindakan pada anak-anak dan orang dewasa lainnya bahwa konflik dapat diselesaikan tanpa memukul atau berteriak.

  1. Edukasi Diri Sendiri dan Berbagi

Dukungan dan edukasi dimulai dari yang sederhana untuk anak-anak dan orangtua dapat menjadi cara terbaik dalam mencegah terjadinya pelecehan anak, jadilah suara untuk mendukung upaya pencegahan di kelompok anda.

Dapat dilakukan melalui kegiatan sepulang sekolah, kelas pendidikan orangtua, program mentoring atau pendampingan dan perawatan, adalah beberapa dari banyak cara untuk menjaga anak-anak aman dari bahaya.

  1. Ajari/Edukasi Anak tentang Hak-Hak Mereka

Ketika anak-anak diajari atau mendapat edukasi bahwa mereka adalah istimewa dan memiliki hak-hak untuk merasakan keamanan dan kasih sayang.

Anak-anak akan cenderung tidak berpikir bahwa pelecehan bukan salah mereka sehingga mereka tidak takut untuk lebih terbuka pada orangtua dan lebih mungkin melaporkan pelaku.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Harus Sabar, Jateng Tertinggal Jauh dari Jabar, Jatim dan DKI Jakarta di Klasemen PON XX Papua

  1. Dukung Program Pencegahan

Kasus yang terlalu sering terjadi, intervensi atau dukungan hanya terjadi setelah kasus dilaporkan.

Perlu dukungan besar yang dilakukan dalam program pencegahan sebelum kasus terjadi, seperti konseling keluarga dan kunjungan untuk orangtua yang memiliiki anak rentan.

  1. Ketahui Apa Itu Pelecehan Terhadap Anak

Pelechan fisik dan seksual merupakan bentuk kekerasan yang juga dapat disebabkan karena kegagalan orangtua atau pengasuhan yang abai.

Anak-anak dapat merasa tidak terpenuhi kebutuhan moralnya dan merasa dilecehkan secara emosional terutama ketika mengalami penolakan, caci maki, atau terus menerus diasingkan.

Baca Juga: Disemprot Venti Figianti karena Ada di Rumah Mantan, Kiwil Curhat: Aku Makhluk yang Penuh Dosa Salah dan Lupa

  1. Ketahui Tanda-Tandanya

Bentuk cedera atau luka yang tidak bisa dijelaskan bukan satu-satunya tanda bukti pelecehan terjadi.

Depresi, terlihat takut pada seseorang dewasa tertentu, kesulitan percaya pada orang lain bahkan keluarga, sulit berteman, perubahan tiba-tiba pola makan dan tidur.

Kemudian perilaku seksual yang tidak pantas, kebersihan yang buruk, merahasiakan sesuatu, dan permusuhan seringkali termasuk tanda-tanda masalah dalam keluarga.

Indikasi tersebut bisa saja menjadi tanda kemungkinan anak mengalami pelecehan secara fisik maupun seksual dan verbal yang mempengaruhi emosional, dan merasa diabaikan.

Baca Juga: Klasemen Sementara PON XX Papua 2021: Jawa Barat Tak Tertandingi, Jatim dan DKI Jakarta Bersaing Ketat

  1. Laporkan Pelecehan

Jika anda melihat seorang anak terindikasi dilukai atau melihat bukti terjadi pelecehan, anda bisa melaporkan ke departemen layanan perlindungan anak atau lembaga terkait di daerah anda.

Ketika berbicara dengan anak tentang pelecehan terutama pada anak-anak yang mengalaminya, dengarkan baik-baik yang diucapkan anak, yakinkan bahwa anak telah melakukan hal yang tepat dengan bercerita pada orangtua dan tegaskan bahwa anak tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi.

Kasus pelecehan seksual tiga anak di Luwu Timur masih menjadi polemik untuk kembali dibuka kasusnya.

Terlebih berdasarkan rilis terkait kasus tersebut, banyak kejanggalan dalam proses yang dilakukan berbagai pihak pengusut di Luwu Timur.

Hingga kemudian kasus pelecehan seksual tiga anak di Luwu Timur ini ditutup oleh kepolisian setempat tak lam dari semenjak ibu korban membuat laporan pada kepolisian setempat.***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Washington State Department of Children, Youth, and Families

Tags

Terkini

Terpopuler