Cara Menghitung Malam Lailatul Qadar di Bulan Ramadan Menggunakan Rumus Imam Al-Ghazali

14 April 2023, 09:37 WIB
ilustrasi malam Lailatul Qadar /Pixabay/ Larisa-K

BAGIKAN BERITA – Umat Islam yang berpuasa di Bulan Ramadan sangat mengharapkan bisa berjumpa dengan malam Lailatul Qadar.

Bertemu dengan malam Lailatul Qadar merupakan berkah yang sagat luar biasa sebagaimana firman Allah dalam Alquran bahwa malam Lailatul Qadar lebih baik dari 1.000 bulan.

Untuk bisa bertemu dengan malam Lailatul Qadar, berikut gambaran dan rumus yang bisa diterapkan.

Rumus ini teruji dari kebiasaan para ulama yang telah menemui Lailatul Qadar. Ramadan 1444 Hijriah telah melewati lebih dari separuh perjalanan dan akan memasuki sepuluh hari terakhir. Lazimnya umat Islam bakal kian giat beribadah pada sepuluh hari terakhir, terutama pada tanggal ganjil. Mereka mendambakan dan memburu malam spesial bernama Lailatul Qadar.

Semangat ini bukan tanpa dasar. Lailatul Qadar disebut dalam Al-Qur’an sebagai malam yang lebih baik dari serbu malam. Artinya, suatu amal kebaikan berlipat-lipat nilainya bila dilakukan di malam istimewa ini dibanding malam-malam biasa. Baca juga: Keutamaan-keutamaan Lailatul Qadar.

Baca Juga: Jadwal Indosiar Hari Ini Jumat 14 April 2023: BRI Liga 1 Arema FC VS Bhayangkara FC, Shihab dan Shihab

Meski begitu, tak ada kepastian tentang kapan persisnya Lailatul Qadar tiba. Alquran dan hadits pun tak menjelaskan tentang hal itu. Hakikat hari atau tanggal terjadinya Lailatul Qadar tetaplah menjadi misteri. Kondisi ini menyimpan hikmah, salah satunya agar semua orang tekun beribadah sepanjang Ramadhan tanpa mesti terikat waktu tertentu.

Namun demikian, Rasulullah memberi semacam kisi-kisi tentang kapan datangnya Lailatul Qadar. Pesan itu tampak dari hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim yang memerintahkan umat Islam berburu Lailatul Qadar pada sepuluh terakhir bulan Ramadan. Rasulullah sendiri meningkatkan intensitas ibadah malam hari pada sepuluh hari terakhir itu, bahkan tak segan membangunkan keluarganya.

Hadits lain yang diriwayatkan Imam al-Bukhari dari Aisyah radliyallahu ‘anha mengatakan, “Carilah Lailatul Qadar itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan).” Lailatul Qadar sebagai pengalaman spiritual juga pernah dirasakan oleh para sahabat Nabi. Ibnu Umar mengaku bermimpi sebagaimana mimpi-mimpi sahabat lain bahwa Lailatul Qadar terjadi pada tujuh hari terakhir.

Melansir NU Online, kaidah Imam al-Ghazali Berdasar dari sumber-sumber di atas, para ulama kemudian berusaha meneliti pengalaman mereka dalam menemukan Lailatul Qadar. Demikian dijelaskan dalam artikel NU Online berjudul Kaidah Menandai Lailatul Qadar Menurut Al-Ghazali.

Baca Juga: Jadwal ANTV Hari Ini Jumat 14 April 2023: Timnas Indonesia U22 VS Lebanon, Nakusha, Shaandaar, Anupamaa

Menurut keterangan Fathul Qarib, Hasyiah Al-Bajury, dan Fathul Muin beserta 'Ianatut Thalibin, Imam Syafii menyatakan bahwa Lailatul Qadar itu ada pada sepuluh akhir Ramadan, lebih-lebih pada malam ganjilnya, dan yang paling diharapkan adalah pada malam 21, atau 23 Ramadan.

Sebagian ulama berpendapat tak ada kaidah baku tentang kapan Lailatul Qadar. Sebagian lagi berpendapat sebaliknya. Di antara ulama yang menyatakan bahwa ada kaidah atau formula untuk mengetahui itu adalah Imam Abu Hamid Al-Ghazali (450 H- 505 H) dan Imam Abul Hasan as Syadzili. Bahkan dinyatakan bahwa Syekh Abu Hasan semenjak baligh selalu mendapatkan Lailatul Qadar dan menyesuai dengan kaidah ini.

Tentang kaidah menandai Lailatul Qadar ala Imam al-Ghazali ini, setidaknya ada dua versi penjelasan. Namun, keduanya mengajukan teori yang sama bahwa Lailatul Qadar bisa diterka dari hari pertama bulan Ramadhan.

Versi pertama tercatat dalam kitab I’anatuth Thalibin dan Hasyiyah al-Jamal, sementara versi kedua bisa dijumpai keterangannya dalam Hasyiyah al-Bajuri.

Versi Pertama Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Ahad atau Rabu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29. Jika awalnya jatuh pada hari Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21. Jika awalnya jatuh pada hari Selasa atau Jumat maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27.

Baca Juga: Info Cuaca Kota Bandung Jumat 14 April 2023, Siang hingga Malam Hujan dan Sore Disertai Petir, Waspadalah

Jika awalnya jatuh pada hari Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25. Jika awalnya jatuh pada hari Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23. Kaidah ini mendapat testimoni dari Syekh Abul Hasan As-Syadzili. Ia mengatakan, “Semenjak saya menginjak usia dewasa Lailatul Qadar tidak pernah meleset dari jadwal atau kaidah tersebut."

Versi Kedua Jika awal puasanya Jumat maka pada malam ke-29. Jika awal puasanya Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21. Jika Ahad maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27. Jika Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29. Jika Selasa maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25.

Jika Rabu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27. Jika Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada sepuluh akhir malam-malam ganjil.

Kaidah ini tercantum dalam kitab-kitab para ulama termasuk dalam kitab-kitab fiqih bermazhab Syafi’i (fiqh Syafi’iyyah). Rumus ini teruji dari kebiasaan para ulama yang telah menemui Lailatul Qadar. Karena kaidah tersebut merupakan sebuah ijtihad dan pengalaman spiritual pribadi-pribadi, sangat wajar bila ulama lain memiliki versi hitungan yang berbeda. Tentang hakikat kepastian kebenarannya, jawaban terbaiknya adalah wallahu a’lam (hanya Allah yang paling tahu). ***

Editor: Ahmad Taofik

Tags

Terkini

Terpopuler