Dibalik Penangkapan Aktivis KAMI, PKS: Ini Masalah Hak Asasi, Nasdem: Jangan Jadi Oposisi Destruktif

22 Oktober 2020, 16:34 WIB
Politikus Partai Nasional Demokrat, Irma Suryani Chaniago*/instagram/irmasuryani_007 /

BAGIKAN BERITA - Penangkapan aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menimbulkan reaksi beberapa politikus.

Diantaranya politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera dan Politikus Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Irma Suryani Chaniago.

Sebelumnya aktivis KAMI ditangkap terkait hasutan agar masyarakat menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja lewat demonstrasi.

Baca Juga: Benarkah Olla Ramlan Jadi Korban Pengkhiatan Suami dan Keponakannya ? Sempat Menangis dan Kecewa

Akibatnya Para aktivis KAMI yang diciduk polisi dijerat UU ITE.

Banyak pihak yang terkejut, bahkan menyebut peristiwa penangkapan KAMI atas demonstrasi Omnibus Law UU Cipta Kerja sebagai kemunduran berdemokrasi.

Bukan cuma soal penangkapannya, banyak yang memprotes perlakuan polisi terhadap para aktivis KAMI seperti sedang menangani pelaku kejahatan besar.

Baca Juga: Update Terbaru Covid-19 Indonesia Hari Ini Kamis, 22 Oktober 2020 Tembus Hingga 377.541 Kasus

Salah satu yang menyesalkan tindakan ini ialah politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera.

"Ini masalah hak asasi. Ini masalah bagaimana kita membuat bermartabat dalam bernegara," tegas Mardani sebagaimana dikabarkan Pikiran-Rakyat.com.

Politikus Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Irma Suryani Chaniago membantah kalau tindakan pemerintah terhadap aktivis KAMI itu tidak tepat. Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Tak Terima Penangkapan Aktivis KAMI Disalahkan, Irma Suryani: Jadi Oposisi Harus Konstruktif

Baca Juga: Menggelitik, Wapres Ma'ruf Amin Mengaku Suka Lupa Istri saat Wawancara Eksklusif dengan Najwa Shihab

Irma meminta lawan politiknya itu agar tidak berusaha menghancurkan pemerintah.

"Menurut saya, oposisi juga harus konstruktif (membangun). Jangan juga menjadi oposisi yang destruktif (menghancurkan)," tegasnya.

"Maksudnya gini, kawan-kawan KAMI ini kan ditangkap karena ada yang melakukan penghasutan melalui media dan itu buktinya ada," jelas Irma.

Baca Juga: Mantan Sekretaris Mahkamah Agung Nurhadi dan Menantunya Didakwa Terima Gratifikasi Rp37,28 Miliar

"Nah, kalau itu dilakukan penangkapan, apakah itu salah? Enggak salah!" sambungnya.

Irma menegaskan tindakan ini adalah tanggapan terhadap demokrasi Indonesia yang 'sudah kebablasan'.

"Orang-orang yang seperti Feri tadi bilang seenaknya seperti itu terhadap pemerintah sampai bilang, 'Itu pemerintahan Anda!'," kata dia.

Baca Juga: Mulai Senin 20 Oktober, Polri Gelar Operasi Zebra 2020 Selama Dua Pekan

"Memangnya Anda bukan warga negara Republik Indonesia?" tanya Irma.

Ia pun menyuruh orang yang tidak mengakui pemerintahan Jokowi-Ma'ruf untuk pergi ke luar negeri saja.

"Pemerintahan mana yang Anda akui? Kalau Anda enggak mengakui pemerintahan ini, ya Anda silakan pergi ke luar negeri!" tegasnya.

Baca Juga: Sinopsis Bawang Putih Berkulit Merah Episode 189, Hari Ini Kamis 22 Oktober di ANTV, Anna Terkejut

"Enggak boleh juga bicara begitu. Tidak bijak," lanjut Irma.

Menurut Irma, politikus Indonesia harus jujur kepada pemerintah dengan menyampaikan yang baik dan mengkritisi yang buruk.

Ia pun menyanjung Najwa Shihab dan mengaku mendukung apa yang dilakukannya sebagai 'kontrol sistem efektif' terhadap pemerintahan.

Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Hari Ini Kamis, 22 Oktober 2020, Cepat Jual Sebelum Turun

"Pemerintah enggak boleh juga absolut," pungkas Irma.***(Mahbub Ridhoo Maulaa/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Yusuf Ariyanto

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler