Menurut dia, suhu udara yang akan terjadi pada periode September akan berkisar 22 - 34 derajat celsius (°C).
"Sebenarnya perlu diketahui periode Juli- Agustus -September rata-rata suhu di Pulau Jawa Bali, Nusa Tenggara justru merupakan periode suhu rendah dibanding bulan-bulan lainnya," kata .
Hal ini, lanjut Ripaldi berkaitan dengan posisi gerak semu matahari yang sedang berada di belahan Bumi Utara sejak Juni, serta pada periode Juni - Juli Agustus dipengaruhi juga oleh intrusi udara dingin dari Benua Australia yang sedang mengalami musim dingin sehingga pada periode tersebut masyarakat di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara merasakan hawa atau suhu udara lebih dingin dari biasanya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Pekanbaru Besok Kamis 3 September 2020: Hujan di Siang dan Malam Hari
Pada periode ini juga dirasakan suhu udara maksimum yakni 34 derajat celsius dapat terjadi sekitar pukul 13.00-14.00 WIB.
Lebih lanjut Ripaldi mengatakan variasi suhu di Indonesia tidak terlalu besar tiap bulannya jadi dari temperatur udara sepanjang tahun tetap cocok untuk tanaman tropis.
Walaupun masyarakat merasakan panas atau gerah tidak terlalu berpengaruh ke kesesuaian tanaman apalagi ke gagal panen, karena dari kisaran suhu udara yang terjadi pada periode ini masih pada kisaran aman bagi tumbuhan di daerah tropis.
Baca Juga: Wow, Aldi Taher Deklarasi Jadi Calon Presiden Amerika Serikat
Selanjutnya, suhu udara terasa panas karena memang masih musim kemarau, kurang atau jarang hujan, kurang awan yang menutupi atmosfer, sehingga radiasi matahari terasa seperti langsung menyengat kulit.
"Ditambah partikel debu yang bertebaran saat masa-masa kemarau menambah rasa gerah atau panas pada saat musim kemarau," ujarnya.