Network
BAGIKAN BERITA -- Arfin Sudirman, seorang pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, menekankan bahwa debat ketiga Pilpres 2024 yang melibatkan para calon presiden harus membahas isu-isu krusial, terutama terkait kemandirian industri pertahanan.
"Perlu mendorong kemandirian industri pertahanan dan teknologi alutsista sesuai dengan perubahan zaman. Contohnya, dengan mengurangi ketergantungan pada negara lain untuk pemenuhan Kekuatan Pokok Minimum (MEF) di bidang teknologi militer, yang sesuai dengan karakteristik geografis Indonesia," ujar Arfin saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Karenanya, Arfin meminta panelis dalam debat ketiga yang fokus pada pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik untuk menggali konsep dan strategi pertahanan dari masing-masing calon presiden.
"Panelis harus meneliti konsep dan strategi pertahanan di wilayah-wilayah terluar Indonesia atau pulau-pulau yang rentan terhadap infiltrasi militer asing, termasuk perairan," tambahnya.
Baca Juga: Trending di Youtube, Ini Lirik Lagu My Only Wish – Lisa BLACKPINK berikut Terjemahannya
Selain itu, ia berharap panelis dapat menganalisis tren ancaman militer dari tahun 2024-2029 yang mungkin dihadapi oleh ketiga calon presiden dalam debat ketiga yang dijadwalkan pada 7 Januari 2024.
"Panelis diharapkan juga meneliti tren ancaman militer dalam 5 tahun masa kepemimpinan para calon presiden ke depan, yang lebih kompleks karena melibatkan aktor non-negara, seperti cyber, kecerdasan buatan, penggunaan drone, UAV (Unmanned Aerial Vehicle), atau pesawat nirawak, dan Autonomous Weapon System dalam militer," ujarnya dikutip dari Antara News.
Arfin menambahkan, "kemungkinan ancaman dari luar angkasa oleh negara lain serta menegaskan bahwa kawasan Asia Tenggara harus bebas dari ancaman senjata nuklir."
Baca Juga: Debat Pilpres Akan Tentukan Arah Pemilih Bimbang, Begini Penjelasan Pengamat Politik
